Wakil Ketua DPR Ingatkan Pentingnya Bijak Bermedia Sosial

Selasa, 16 Agustus 2022 – 02:53 WIB
Wakil Ketua DPR Lodewijk Freidrich Paulus (tengah) dalam 'Ngobrol Bareng Legislator' secara virtual, Senin (15/8). Foto: Dokumentasi Lodewijk Freidrich Paulus

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua DPR Lodewijk Freidrich Paulus mengingatkan pentingnya etika bermedia sosial.

Menurutnya, media sosial dianggap lebih emansipatif dan egaliter, karena dapat langsung menyuarakan pandangan individu ke ranah publik.

BACA JUGA: Anggota Komisi II DPR Sebut KPU Sangat Membutuhkan Dukungan Anggaran

"Namun demikian, media sosial perlu digunakan dengan bijak agar tidak mengubah budaya Indonesia yang toleran dan ramah," ujar Lodewijk pada sesi 'Ngobrol Bareng Legislator' secara virtual, Senin (15/8).

Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar itu juga memberikan gambaran bahwa media sosial dapat diibaratkan seperti pedang bermata dua.

BACA JUGA: Siswa SMP Tewas Ditusuk di Sekolah, Pelakunya Tak Ada yang Menyangka

Sisi positif media sosial, antara lain mampu memberikan informasi pendidikan dan ilmu pengetahuan.

Selain itu, media sosial juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana promosi usaha, bisnis, serta memudahkan seseorang maupun organisasi dalam menjalankan pekerjaan dari jarak jauh.

BACA JUGA: Dikaitkan dengan Ferdy Sambo dalam Kematian Brigadir J, Irjen Fadil Bertemu Nyoman

"Namun sebaliknya, media sosial juga memiliki sisi negatif apabila disalahgunakan oleh penggunanya," kata legislator Senayan asal Dapil Lampung I ini.

Berdasarkan data statistik yang disampaikan Lodewijk, hingga Januari 2022 terdapat 4.280 pelanggaran berupa konten negatif.

Di era globalisasi saat ini, menurut Lodewijk sangat penting memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk selalu berhati-hati dalam memposting di media sosial.

"Jangan sampai masyarakat mengunggah sesuatu di media sosial yang justru memberikan dampak buruk bagi kehidupan sosial, seperti konten pornografi, ujaran kebencian, dan lain sebagainya," kata dia.

Lodewijk juga mengingatkan bahwa Indonesia akan segera memasuki tahun politik menuju Pemilihan Presiden pada 2024.

Dia menekankan pentingnya menjaga kerukunan dan semangat demokrasi yang sehat melalui media sosial.

"Jangan sampai media sosial ini digunakan untuk menyebar isu-isu SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan), isu negatif lainnya yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Karena hal semacam itu dapat mencederai semangat demokrasi Pancasila," kata dia.

Acara ini juga menghadirkan pembicara, yakni Pimpinan Redaksi Lampung Pos Iskandar Zulkarnain.

Dia memaparkan terkait dengan batasan kebebasan berekspresi di media sosial.

Menurutnya, salah satu ciri negara demokrasi ialah jaminan terhadap hak asasi manusia yang salah satunya kebebasan berekspresi.

Media sosial merupakan salah satu wadah kebebasan berekspresi. Dari perspektif media massa, Iskandar menyampaikan bahwa media massa juga memiliki batasan-batasan berita yang dimuat.

Menurutnya, media massa juga memiliki tantangan untuk menyajikan berita aktual dan terpercaya tanpa menambah atau mengurangi informasi yang diliputnya.

"Peran media massa juga sangat penting dalam membangun persatuan dan kesatuan bangsa. Selain itu, media massa juga dapat digunakan sebagai sarana informasi yang bersih dari pengaruh-pengaruh tertentu dari luar," katanya. (rhs/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Iwan Fals Tak Lupa dengan Wajah Pengacara Keluarga Brigadir J, Hmm


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler