Wakil Ketua DPRD Siap Protes jika Samarinda Raih Piala Adipura

Kamis, 26 November 2015 – 07:54 WIB

jpnn.com - SAMARINDA – Kota Samarinda gagal mendapatkan Piala Adipura tahun ini. Diduga, kerusakan lingkungan akibat aktivitas pertambangan batubara menjadi penyebabnya.

Namun, Wakil Ketua DPRD Samarinda Siswadi yakin bukan hanya masalah lubang tambang yang memakan korban yang menyebabkan Samarinda gagal mendapat Adipura.

BACA JUGA: Memilukan... Dokter PTT yang Mengabdi di Pedalaman Asmat 3 Hari Tak Sadarkan Diri

Menurut politikus PDIP itu, masih banyak hal lain yang menjadi pemicunya. Menurutnya, memang Samarida belum pantas mendapatkan piala bergengsi di bidang kebersihan lingkungan itu.

“Masih sangat banyak pekerjaan lain yang harus dilakukan pemerintah jika ingin mendapat Adipura,” kata dia, kemarin (25/11).

BACA JUGA: Tanpa Izin, Tabligh Akbar Dihadiri Habib Rizieq Tetap Jalan

Siswadi mengaku sudah mengingatkan kepada pemerintah setempat agar serius menyelesaikan sejumlah masalah lingkungan.

“Sejak saya menjadi wakil, lalu ketua, dan kini jadi wakil lagi, saya selalu ingatkan. Saya yakin pemerintah tahu ini. Kalau tadi Samarinda bisa mendapat Adipura, saya pasti akan melayangkan nota protes. Samarinda memang belum pantas,” tegasnya.

BACA JUGA: Waduh.. Remaja 14 tahun Curi Pistol Pak Polisi, Begini Ngelesnya

Namun, bukan berarti dia tak ingin Samarinda meraih Adipura. Yang dia kehendaki, jangan sampai mendapat piala itu, namun kondisi rril di lapangan masih tampak buruk.

“Masalah parkir, PKL (pedagang kaki lima), pasar, dan kemacetan lalu lintas hingga kini belum teratasi. Jangan sampai itu belum selesai, Samarinda malah dapat Adipura. Itu hanya akan menjadi pembohongan dan pembodohan publik,” terang dia.

Soal pernyataan Wali Kota Samarinda periode 2010-2015, Syaharie Jaang yang menyebut tidak perlu lagi mengikuti program Adipura, Siswadi setuju. “Lebih baik begitu. Soal predikat itu kan nomor sekian. Terpenting adalah bagaimana masyarakat bisa merasakan kotanya nyaman, bersih, tidak macet, dan parkir aman. Soal nanti dapat Adipura atau tidak, itu kan hanya perkara hitam di atas putih,” tuturnya.

Pengamat lingkungan dari Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda, Bernaulus Saragih, menyebut wajar Samarinda gagal mendapat predikat Adipura. “Adipura tidak hanya kebersihan dan lingkungan saja yang dinilai. Ada aspek kenyamanan dan keamanan yang juga menjadi indikator. Kalau sampai Samarinda gagal karena kasus tambang, artinya kota ini belum masuk kategori nyaman dan aman, khususnya bagi anak-anak,” terang dia.

“Untung saja digugurkan (gagal mendapat Adipura). Kalau tidak, integritas tim penilai patut dipertanyakan,” selorohnya.

Diberitakan sebelumnya, seorang sumber terpercaya Kaltim Post (Jawa Pos Group) di lingkup Pemkot Samarinda mengatakan, Samarinda sempat ditulis dalam daftar penerima Piala Adipura. “Tapi, dicoret pada menit akhir sebelum pengumuman,” tegas sumber itu.

Masalahnya, tragedi memilukan di kolam bekas tambang PT Transisi Energi Satunama di Jalan Karang Mulya, Kelurahan Lok Bahu, Sungai Kunjang, Rabu (18/11) lalu, mengubah hasil. Saat itu, Aprillia Wulandari (13) menjadi korban ke-12 yang tewas di lubang bekas tambang. Dia tenggelam tepat ketika Presiden Joko Widodo melawat ke Kaltim. (*/ndy/ril/far/k15/sam/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kelompok Radikal Muncul di Sulsel, Tebar Kebencian Pada Pemerintah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler