jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI sekaligus juga Dewan Penasehat GM FKPPI Jawa Timur Ahmad Basarah meminta kepada anggota Generasi Muda Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI-Polri (GM FKPPI) Provinsi Jawa Timur untuk responsif dan adaptif serta lentur terhadap tantangan dan perubahan zaman yang semakin dinamis.
Menurutnya, GM FKPPI harus segera mengubah strategi perjuangan organisasi yang lebih kontekstual tanpa harus meninggalkan hal-hal prinsip agar eksistensi organisasi dapat terus terpelihara dan lestari.
BACA JUGA: Merespons Konstitusi Hasil Amendemen, Ahmad Basarah: MPR Telah Bersepakat
Hal tersebut Basarah dalam Orasi Kebangsaan dalam rangka peringatan hari ulang tahun (HUT) FKPPI ke-41 dengan tema "Pancasila Menjawab Tantangan Zaman: Harmoni dalam Kebhinnekaan", di Istana Gebang Keluarga Bung Karno, Blitar, Jawa Timur, Sabtu (21/9/2019).
Basarah dalam paparannya, membedakan tantangan dulu dan sekarang. Dulu, perang bersifat konvensional, mengandalkan fisik dan kekuatan militer. Sekarang, kita menghadapi perang modern, bersifat nir militer dan lintas negara, namun memiliki daya hancur demikian hebat.
BACA JUGA: MPR Seriusi Usulan Menghidupkan Kembali GBHN
“Sasaran yang ditarget adalah penghancuran budaya, ekonomi dan moral bangsa," jelas Basarah.
Serangan terhadap ideologi Pancasila demikian jelas dan tidak jarang memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan media sosial. Dengan mudah di media sosial, bisa ditemukan propaganda masif mengganti Pancasila dengan ideologi lain. Tidak jarang Pancasila dipersepsikan sebagai ideologi usang dan tidak up to date menjawab tantangan zaman.
BACA JUGA: Hidayat Nur Wahid dan Dubes Singapura Bicara soal GBHN
"Nilai-nilai luhur Pancasila telah tergerus dalam kontestasi ideologi individualisme-liberalisme dan ekstrimisme agama yang bekerja aktif di tengah-tengah masyarakat. Nilai-nilai baru tersebut seakan menjadi standar baru yang harus dipaksakan untuk diterima sebagai suatu kebenaran bernegara" mantan Presiden GMNI ini.
Di bidang ekonomi salah satu contohnya adalah penguasaan aset yang tertumpu pada segelintir pihak saja, sehingga sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia hanya menjadi jargon kenegaraan tanpa memiliki fungsi praksisnya sebagai dasar dan pedoman perilaku sosial dan ekonomi bagi seluruh anak bangsa.
Pun demikian bidang kebudayaan tidak luput dari target perusakan. Tata masyarakat global saat ini berpijak pada semangat individualisme dan materialisme. Materialisme telah mereduksi nilai-nilai kemanusiaan pada derajat demikian rendah. Perilaku korupsi, gaya hidup bebas, penyalahgunaan narkoba dan lain-lain yang begitu massif saat ini adalah salah satu bukti nyata bahwa proses dekadensi moral telah berlangsung efektif tanpa disadari.
Oleh karena itu, FKPPI di usianya yang ke 41 harus lebih inovatif mencari solusi persoalan kemasyarakatan dan kebangsaan di tengah dinamisnya ancaman dan tantangan yang dihadapi.
Menurutnya, FKPPI dan GM FKPPI adalah aset bangsa yang harus dijaga kelestariannya. Kader-kadernya harus tersebar dalam berbagai spektrum pengabdian masyarakat. Ada di berbagai partai politik, pemerintahan, pengusaha dan lintas profesi dan lain-lain. Sehingga GM FKPPI sebagai kekuatan bangsa yang independen harus menjadi milik bangsa, bukan milik satu kelompok dan golongan yang mengabdikan diri sebagai penjaga negara NKRI yang berdasar ideologi Pancasila.
"Sebagai putra seorang purnawirawan Polri/ABRI saya bertanggungjawab secara moral dan politik untuk menjaga eksistensi dan keberlangsungan organisasi FKPPI dan GM FKPPI,” pungkas Basarah.
Acara HUT Ke-41 FKPPI turut dihadiri oleh Ketua Umum GM FKPPI Hans Silalahi, Ketua GM FKPPI Jawa Timur Agus Suryanto dan ratusan anggota GM FKPPI se-Provinsi Jawa Timur, perwakilan Pangdam V Brawijaya beserta tamu dan undangan lainnya.(jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich