Wakil Ketua MPR Arsul Sani Berharap Makna Halalbihalal jadi Pemersatu Perbedaan di Tahun Politik

Rabu, 24 Mei 2023 – 22:17 WIB
Wakil Ketua MPR Arsul Sani saat menjadi narasumber utama diskusi Empat Pilar MPR bertema 'Halalbihalal Mampu Memperkuat Rasa Kebangsaan'. di Media Center Parlemen, Lobi Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (24/5). Foto: Dokumentasi Humas MPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR Arsul Sani berharap makna halalbihalal sebagai pemersatu perbedaan bisa terimplementasi, khusus dalam menghadapi tahun politik di 2024 mendatang.

Harapan tersebut disampaikan pimpinan MPR dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini, saat menjadi salah satu narasumber utama di skusi Empat Pilar MPR bertema 'Halalbihalal Mampu Memperkuat Rasa Kebangsaan'.

BACA JUGA: Arsul Sani Menemui Gibran di Solo, Ini yang Dibahas

Kegiatan tersebut diselenggarakan atas kerja sama Biro Humas dan Sistem Informasi Setjen MPR dengan Koordinatoriat Wartawan Parlemen (KWP) di Media Center Parlemen, Lobi Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (24/5).

Dalam kesempatan itu, Arsul Sani menceritakan sosok seorang ulama pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Abdul Wahab Chasbullah yang menciptakan halalbihalal sebagai sebuah tradisi.

BACA JUGA: Begini Kata Arsul Sani PPP soal Reshuffle Kabinet Jokowi

Menurut Arsul Sani, latar belakang terciptanya halalbihalal sebagai sebuah tradisi sangat menarik dan sangat terkait dengan politik.

Dari penuturan kiai NU, kata Arsul Sani, KH Abdul Wahab Chasbullah ingin mengumpulkan para alim ulama, para kiai yang berikhtilaf atau sedang berbeda pendapat yang susah bertemu.

Akibatnya, perbedaan pendapat itu terus terpelihara dan berpengaruh kepada masing-masing pengikutnya.

"Untuk mengakhiri ini, KH Abdul Wahab Chasbullah menciptakan suatu bentuk silaturahmi dengan istilah baru, yakni halalbihalal. Di sini, mereka para ulama dan kiai bisa duduk bersama dan saling mengerti, memahami dan saling menghalalkan," tuturnya.

Lebih jauh Arsul Sani mengatakan dalam konteks menuju tahun politik 2024, makna halalbihalal sebagai pemersatu perbedaan yang ada semestinya bisa terimplementasi.

"Hal tersebut sangat saya tekankan, sebab makin mendekati pemilu 2024 nuansa 'haram biharam' sangat kental, terutama di media sosial, seperti WhatsApp Group," beberya.

Pada intinya, lanjut Arsul Sani, sudah saatnya semangat halalbihalal diterapkan untuk menjaga keutuhan bangsa terutama di akar rumput.

"Inilah tugas para elit politik agar makna halalbihalal menyentuh akar rumput. Namun, agar lebih kuat memang harus dibantu oleh media, terutama media arus utama," imbuhnya.

Arsul Sani mengingatkan dalam kontestasi 2024, kompetisi keras itu pasti ada dan hal itu sesuatu yang wajar.

Namun dengan semangat halalbihalal, diharapkan seluruh anak bangsa bisa menjaga situasi kompetisi itu tidak akan terjadi di luar batas atau over dosis.

Sementara itu, Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Politik -Badan Riset dan Inovasi Nasional (PRP-BRIN) Prof. Siti Zuhro berharap halalbihalal mampu diwujudkan sebagai satu sarana dan wahana bersama untuk merealisasikan atau paling kurang mengekspresikan, memupuk, mempertahankan dan bahkan meningkatkan rasa kebangsaan seluruh anak bangsa.

"Halalbihalal ini akan sangat bermakna, bila dilakukan sebagai arena silaturahmi yang tidak hanya sekedar menjadi ajang saling memaafkan, tapi lebih dari itu merupakan refleksi konkrit, rasa persatuan nasional dan kesadaran saling membutuhkan sebagai makhluk sosial," pungkasnya. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler