Wakil Ketua MPR: Pemilihan Secara Langsung Perlu Dievaluasi

Rabu, 05 Desember 2018 – 09:56 WIB
Wakil Ketua MPR Mahyudin usai sosialisasi Empat Pilar MPR kepada Himpunan Wanita Karya Samarinda di Samarinta, Selasa (4/12). Foto: Humas MPR

jpnn.com, SAMARINDA - Indonesia telah menyelenggarakan pemilihan kepala daerah dan pemilihan presiden secara langsung. Wakil Ketua MPR Mahyudin berpendapat pemerintah dan DPR perlu mengevaluasi pelaksanaan pemilihan secara langsung ini.

“Evaluasi pemilihan secara langsung bukan berarti mengembalikan ke pemilihan kepala daerah dan presiden seperti pada masa lalu melainkan evaluasi soal efektivitas, efisiensi, dan dampak negatif," katanya di Samarinda, Selasa (4/12/2018), usai sosialisasi Empat Pilar MPR kepada Himpunan Wanita Karya Samarinda.

BACA JUGA: Generasi Milenial Perlu Dibekali Nilai Kebangsaan

Mahyudin menjelaskan pemilihan kepala daerah diatur dalam UU. Sedangkan pemilihan presiden diatur dalam UUD. Dalam UUD disebutkan pemilihan kepala daerah dilakukan secara demokratis.

“Ini memungkinan bagi kita untuk mengevaluasi UU dan melakukan perubahan UU,” sebutnya.

BACA JUGA: Kampung Budaya Betawi Setu Babakan Menggelorakan 4 Pilar MPR

Evaluasi pemilihan kepala daerah secara langsung itu, kata Mahyudin, meliputi bagaimana efektivitas dari pemilihan secara langsung, bagaimana efisiensi anggaran, dan konflik-konflik horisintal sebagai ekses pemilihan secara langsung.

“Mungkin kita bisa melakukan pemilihan gubernur secara langsung, tapi bupati atau walikota cukup dipilih oleh DPRD dalam rangka efisiensi anggaran dan mengurangi efek negatif," jelasnya.

BACA JUGA: Pimpinan MPR: Demokrasi Bukan Tujuan!

Begitu juga dengan pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung. “Tidak ada salahnya dievaluasi juga. Apakah pemilihan presiden secara langsung ini sudah tepat," ujar Mahyudin.

Dia melihat ada bibit dan potensi perpecahan secara horisontal di masyarakat. “Kalau Pilpres kita evaluasi bukan berarti harus kembali seperti dulu. Apakah sistem pemilihan ini sudah tepat atau perlu perbaikan. Apakah kita perlu mencontoh negara Amerika Serikat dengan sistem pemilihan negara bagian yang juga belum tentu pas dengan kita,” paparnya.

Mahyudin menyebutkan masyarakat masih belum sepenuhnya siap dengan pemilihan secara langsung. Fakta di masyarakat menunjukkan maraknya politik uang yang membuat pemilu berbiaya mahal dan ujungnya banyak kepala daerah tersangkut kasus korupsi. "Ini bagian yang harua kita pikirkan dan evaluasi," tuturnya.

Mahyudin menginginkan Indonesia memiliki demokrasi ala Indonesia. "Kita sesuaikan dengan kondisi masyarakat Indonesia. Evaluasi adalah hal yang wajar untuk kita kaji kembali sistem pemilihan langsung. Tapi tidak berarti kembali seperti yang dulu,” tutupnya.(adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mahyudin: Tanpa Menghayati 4 Pilar, Kekuatan Bangsa Terancam


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
MPR RI   Pilpres   Mahyudin  

Terpopuler