jpnn.com, ARAB - Di sela-sela kesibukan sebagai Pimpinan MPR dengan tugas menyerap aspirasi masyarakat serta melakukan Sosialisasi Empat Pilar, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid menggunakan waktu yang ada juga untuk bergiat dalam dunia akademis.
Dunia akademis yang digeluti tidak tanggung-tanggung. Alumni Pondok Pesantren Gontor itu diundang Universitas Al Imam bin Saud untuk menjadi Dewan Penguji Program doktoral. Di salah satu ruangan kampus yang berada di Arab Saudi itu, pada 16 Oktober 2018, Hidayat Nur Wahid bersama Dewan Penguji lainnya bersidang untuk membedah disertasi Abdullah ibn Muhammad Al Faris.
BACA JUGA: Ketua MPR: Kemajuan Negara Bergantung pada SDM
Disertasi Faris yang diajukan untuk mengakhiri kuliahnya di Program S3 itu berjudul "Peran Kerajaan Arab Saudi dalam Penyelesaian Masalah Islam Kontemporer di Negara-negara ASEAN, Studi Kasus di Indonesia".
Kehadiran penguji dari luar kampus, apalagi luar negara, di kampus excellent di negeri kaya minyak itu bukan yang pertama meski demikian peristiwa seperti itu merupakan hal yang langka, jarang-jarang.
BACA JUGA: Mahyudin: Demokrasi Indonesia Masih Berbiaya Mahal
Setelah melalui proses persidangan, akhirnya Faris berhasil mempertahankan disertasi di hadapan Dewan Penguji. Puas dengan disertasi dan cakap dalam menjawab pertanyaan, membuat Dewan Penguji mengganjar pria asal Arab Saudi itu dengan hasil mumtaz ma'a martabat syaraf alias cumlaude.
Hidayat Nur Wahid dalam kesempatan itu mengucapkan selamat kepada Faris. Dirinya berharap dari disertasi itu dapat meningkatkan hubungan Arab Saudi dan Indonesia. "Mudah-mudahan Faris juga menjadi pakar di bidang hubungan internasional, khususnya mengenai keindonesiaan,” ujar pria alumni program doktor di Universitas Islam Madinah.
BACA JUGA: Sri Sultan Ajak MPR Mengobarkan Demokrasi ala Indonesia
Kedatangan Hidayat Nur Wahid sebagai Dewan Penguji di Kampus Al Imam bin Saud, disebut banyak pihak tak sekadar hubungan akademis Indonesia-Arab Saudi namun juga membuktikan posisi Hidayat Nur Wahid sebagai ulama-negarawan yang dihormati dunia Islam.
Diakui banyak pihak masih jarang tokoh Indonesia yang dihormati di forum dunia Islam. Pada masa lalu ada Mohammad Natsir. Untuk itu Indonesia patut bersyukur, karena Hidayat Nur Wahid selain menjadi Dewan Penguji di kampus internasional juga menjadi anggota Majelis Pimpinan Rabithah Alam Islami yang sedang mengadakan rapat tahunan itu.(adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Zulkifli Hasan Ajak Anggota Baru MPR Jaga Persatuan
Redaktur : Tim Redaksi