WAKIL rakyat kita dinilai masih malas dan tidak serius bekerja untuk rakyat. Contoh sederhana, menurut penelitian sebuah LSM Formappi selama 2012, tingkat kehadiran anggota DPR di Rapat Paripurna hanya 48,7 persen. Dari jumlah tersebut, itu pun banyak yang hanya sekadar titip absen atau datang untuk absen lalu pergi lagi. Bagaimana mereka bisa disebut wakil rakyat?
Kabar terbaru yang membuat kita mengelus dada adalah cara anggota DPR, Eddie Bhaskoro Yudhoyono dalam melakukan absensi kehadiran rapat di DPR. Anggota Komisi I tersebut datang melalui pintu darurat saat akan menghadiri rapat paripurna DPR.
Ibas melalui jalur belakang ruang rapat paripurna DPR. Absensi Ibas-sapaan akrabnya-diantarkan oleh salah seorang petugas yang diduga kuat sebagai pengawal Ibas. Anggota itu mengenakan safari warna krem. Dia mendatangi petugas yang menjaga absensi. Lalu, petugas yang menjaga absensi bersama pengawal Ibas menuju bagian kiri ruang rapat paripurna.
Di balik pintu, Ibas yang menunggu lalu menandatangani absensi. Setelah menandatangani absensi, Ibas lantas meninggalkan lingkungan DPR melalui pintu yang sama bersama pengawal yang selalu mengikuti dirinya. Saat dikonfirmasi, Ibas menolak untuk berkomentar kenapa dia hanya tanda tangan absensi lalu pergi. ”Nanti aja ya Mas,” ucapnya, Selasa (12/2).
Menurut Ketua BK DPR, M Prakosa, semua anggota DPR harus melakukan absensi di tempatnya. Karena itu, dirinya menyayangkan kelakuan Ibas tersebut. Selain mengingatkan Ibas, BK DPR juga akan menegur petugas yang mengantar absen ke Ibas.
“Meskipun tidak merupakan pelanggaran berat, tapi akan diperingatkan. Petugas absen akan diperingatkan. Ya karena Kalau absen harus di tempatnya, tidak boleh di tempat lain,” kata M Prakosa di Gedung DPR, Senayan usai mengikuti rapat Paripurna Selasa, (12/02).
Begitu juga dengan Wakil Ketua BK, Siswono Yudhohusodo, mengatakan hal senada. “Meskipun anak presiden, kalau dia anggota DPR sama semuanya, tidak ada yang berbeda,” tegas politisi Senior Golkar ini.
Kritik keras juga diungkapkan oleh Anggota Fraksi Partai Hanura Susaningtiyas Kertopati. Dirinya mempertanyakan status istimewa Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas soal absensi kehadirannya di DPR RI diantarkan oleh pengawalnya. ”Saya menyesalkan sikap Ibas soal absensi tersebut. Karena dalam aturan protokoler kan tidak ada seperti itu,” katanya.
Menurut Pengamat Politik Point Indonesia, Karel Harto Susetyo, aksi absen putra bungsu Presiden SBY tersebut akan semakin menggerus citra DPR dan partai Demokrat. Tentunya wajar jika masyarakat membenarkan bahwa tingkat kehadiran anggota DPR dalam sidang-sidangnya di DPR jauh dari kuorum.
"Apa yang dilakukan Ibas tentunya bisa menjadi representasi dari lemahnya tingkat kehadiran anggota dewan dalam tiap sidang. Ini jelas akan makin mencoreng citra DPR yang terus miring di mata masyarakat luas," ujar Karel saat dihubungi INDOPOS, (12/02).
Tidak hanya itu, lanjut Karel, rendahnya tingkat absensi anggota DPR dalam tiap sidang juga, bisa menjadi faktor kuat lemahnya DPR dalam menggarap produk-produk legislasinya. "Bayangkan masa sidang periode kemarin saja DPR hanya bisa menyelesaikan 25 undang-undang dari sekian ratus UU yang harusnya bisa diselesaikan sampai akhir masa sidang 2014," tegasnya.
Karena itu, dirinya berharap, Badan Kehormatan DPR bisa lebih tegas lagi dalam menegur anggota-anggota dewan yang sering membolos. "Teguran keras beserta sanksinya itu sebaiknya segera diberikan, agar ada shock therapi pada anggota dewan lainnya yang kerap bolos. Dan itu, tidak mengenal siapa anggota dewan itu, karena kedudukanya sama semua," tegasnya.
Menurutnya, momen yang paling tepat adalah saat ini, mengingat masa kerja DPR akan habis kurang dari dua tahun lagi. "Kita tunggu saja beranikah BK menegur keras anggoatanya yang hanya titip absen atau absen saja tapi orangnya gak ada," pungkasnya.
Sementara itu, menurut pengamat Politik dari Universitas Indonesia (UI) Prof Iberamsjah, Ibas yang tidak mengikuti Sidang Paripurna dan hanya absensi tidak diperlu dicontoh anggota lain. "Itu jelas contoh yang buruk. Wakil rakyat kok kerjanya kayak gitu. Harusnya malu sebagai anak presiden seperti itu," katanya.
Menurut Iberamsjah, perilaku Ibas yang hanya absensi dan tidak mengikuti Sidang Paripurna akan memperburuk citra Partai Demokrat. "Sekjen-nya saja kelakukannya kayak gitu, apalagi yang lain. Harusnya Ibas itu menjadi panutan bagi anggota DPR yang lain," ungkap Iberamsjah.
Kata Iberamsjah, tindakan Ibas itu seakan-akan melegitimasi kelakukan anggota DPR lainnya yang berbuat hanya absensi tanpa mengikuti Sidang Paripurna. "Nantinya dianggap wajar, anggota DPR yang kerjanya cuma absensi saja, ini contoh yang buruk," pungkas Iberamsjah. (dms)
Kabar terbaru yang membuat kita mengelus dada adalah cara anggota DPR, Eddie Bhaskoro Yudhoyono dalam melakukan absensi kehadiran rapat di DPR. Anggota Komisi I tersebut datang melalui pintu darurat saat akan menghadiri rapat paripurna DPR.
Ibas melalui jalur belakang ruang rapat paripurna DPR. Absensi Ibas-sapaan akrabnya-diantarkan oleh salah seorang petugas yang diduga kuat sebagai pengawal Ibas. Anggota itu mengenakan safari warna krem. Dia mendatangi petugas yang menjaga absensi. Lalu, petugas yang menjaga absensi bersama pengawal Ibas menuju bagian kiri ruang rapat paripurna.
Di balik pintu, Ibas yang menunggu lalu menandatangani absensi. Setelah menandatangani absensi, Ibas lantas meninggalkan lingkungan DPR melalui pintu yang sama bersama pengawal yang selalu mengikuti dirinya. Saat dikonfirmasi, Ibas menolak untuk berkomentar kenapa dia hanya tanda tangan absensi lalu pergi. ”Nanti aja ya Mas,” ucapnya, Selasa (12/2).
Menurut Ketua BK DPR, M Prakosa, semua anggota DPR harus melakukan absensi di tempatnya. Karena itu, dirinya menyayangkan kelakuan Ibas tersebut. Selain mengingatkan Ibas, BK DPR juga akan menegur petugas yang mengantar absen ke Ibas.
“Meskipun tidak merupakan pelanggaran berat, tapi akan diperingatkan. Petugas absen akan diperingatkan. Ya karena Kalau absen harus di tempatnya, tidak boleh di tempat lain,” kata M Prakosa di Gedung DPR, Senayan usai mengikuti rapat Paripurna Selasa, (12/02).
Begitu juga dengan Wakil Ketua BK, Siswono Yudhohusodo, mengatakan hal senada. “Meskipun anak presiden, kalau dia anggota DPR sama semuanya, tidak ada yang berbeda,” tegas politisi Senior Golkar ini.
Kritik keras juga diungkapkan oleh Anggota Fraksi Partai Hanura Susaningtiyas Kertopati. Dirinya mempertanyakan status istimewa Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas soal absensi kehadirannya di DPR RI diantarkan oleh pengawalnya. ”Saya menyesalkan sikap Ibas soal absensi tersebut. Karena dalam aturan protokoler kan tidak ada seperti itu,” katanya.
Menurut Pengamat Politik Point Indonesia, Karel Harto Susetyo, aksi absen putra bungsu Presiden SBY tersebut akan semakin menggerus citra DPR dan partai Demokrat. Tentunya wajar jika masyarakat membenarkan bahwa tingkat kehadiran anggota DPR dalam sidang-sidangnya di DPR jauh dari kuorum.
"Apa yang dilakukan Ibas tentunya bisa menjadi representasi dari lemahnya tingkat kehadiran anggota dewan dalam tiap sidang. Ini jelas akan makin mencoreng citra DPR yang terus miring di mata masyarakat luas," ujar Karel saat dihubungi INDOPOS, (12/02).
Tidak hanya itu, lanjut Karel, rendahnya tingkat absensi anggota DPR dalam tiap sidang juga, bisa menjadi faktor kuat lemahnya DPR dalam menggarap produk-produk legislasinya. "Bayangkan masa sidang periode kemarin saja DPR hanya bisa menyelesaikan 25 undang-undang dari sekian ratus UU yang harusnya bisa diselesaikan sampai akhir masa sidang 2014," tegasnya.
Karena itu, dirinya berharap, Badan Kehormatan DPR bisa lebih tegas lagi dalam menegur anggota-anggota dewan yang sering membolos. "Teguran keras beserta sanksinya itu sebaiknya segera diberikan, agar ada shock therapi pada anggota dewan lainnya yang kerap bolos. Dan itu, tidak mengenal siapa anggota dewan itu, karena kedudukanya sama semua," tegasnya.
Menurutnya, momen yang paling tepat adalah saat ini, mengingat masa kerja DPR akan habis kurang dari dua tahun lagi. "Kita tunggu saja beranikah BK menegur keras anggoatanya yang hanya titip absen atau absen saja tapi orangnya gak ada," pungkasnya.
Sementara itu, menurut pengamat Politik dari Universitas Indonesia (UI) Prof Iberamsjah, Ibas yang tidak mengikuti Sidang Paripurna dan hanya absensi tidak diperlu dicontoh anggota lain. "Itu jelas contoh yang buruk. Wakil rakyat kok kerjanya kayak gitu. Harusnya malu sebagai anak presiden seperti itu," katanya.
Menurut Iberamsjah, perilaku Ibas yang hanya absensi dan tidak mengikuti Sidang Paripurna akan memperburuk citra Partai Demokrat. "Sekjen-nya saja kelakukannya kayak gitu, apalagi yang lain. Harusnya Ibas itu menjadi panutan bagi anggota DPR yang lain," ungkap Iberamsjah.
Kata Iberamsjah, tindakan Ibas itu seakan-akan melegitimasi kelakukan anggota DPR lainnya yang berbuat hanya absensi tanpa mengikuti Sidang Paripurna. "Nantinya dianggap wajar, anggota DPR yang kerjanya cuma absensi saja, ini contoh yang buruk," pungkas Iberamsjah. (dms)
BACA ARTIKEL LAINNYA... SBY Bakal Kesulitan Kendalikan PD
Redaktur : Tim Redaksi