Wali Kota Ajari Anggota Dewan Cara Tepuk Tangan

Jumat, 01 April 2016 – 00:57 WIB
F.X. Hadi Rudyatmo.Foto: Radar Solo/dok.JPNN

jpnn.com - SOLO – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyosialisasikan cara tepuk tangan kepada bupati/wali kota di Jateng. Termasuk Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo.

Oleh Rudy, ilmu dari KPK itu selanjutnya ditransfer ke anggota DPRD Kota Surakarta pada sidang paripurna dengan agenda pembacaan nota penjelasan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Wali Kota Tahun 2015 dan pengesahan tiga Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) kemarin.

BACA JUGA: Tol Solo-Kertosono Sudah 84 Persen, Sisanya?

“Tangan kanan di atas, tangan kirinya di bawah. Terus ditepukkan hingga berbunyi keras,” kata Rudy sembari memperagakannya dan diikuti seluruh peserta sidang. 

Menurut Rudy, cara tepuk tangan tersebut didapat setelah mengikuti pelatihan antikorupsi oleh KPK bersama 17 bupati dan wali kota lainnya di Jawa Tengah beberapa waktu lalu.

BACA JUGA: Pembangunan Fasilitas Lima Pelabuhan di Sulteng Sudah Beres

Selama ini, cara tepuk tangan dinilai salah karena posisi kedua telapak tangan ditepukkan dari arah kanan dan kiri, bukan arah atas dan bawah. 

Bukan tanpa makna, telapak tangan di posisi atas menunjukkan bahwa kebenaran selalu di atas segalanya. 

BACA JUGA: CNG Gresik Siap Beroperasi, Bisa Hemat Rp 2,25 miliar per hari

“Mari kita lakukan lagi bersama-sama,” pinta Rudy dan kembali disambut riuh seisi ruangan. 

Pantauan Jawa Pos Radar Solo, sebelum naik ke podium, Rudy sudah memberikan kode kepada peserta sidang paripurna melakukan tepuk tangan secara benar. Sedikitnya terdapat sembilan momen tepuk tangan dan Rudy selalu mengangkat tangannya tinggi-tinggi.

Sembilan momen tersebut yaitu dua kali ketika memulai dan selesai membacakan LKPJ. Kemudian enam kali saat pembacaan laporan pembahasan tiga raperda dan sekali saat pimpinan sidang yang juga Ketua DPRD Surakarta Teguh Prakosa mengetok palu menerima LKPJ Walikota.  

Namun kode yang diberikan Rudy tidak begitu dipahami oleh peserta sidang hingga akhirnya mereka langsung diajak memeragakan cara tepuk tangan versi KPK. 

Selain cara tepuk tangan, oleh-oleh lain dari KPK adalah budaya datang lebih awal. Rudy menjelaskan banyak pejabat yang datang dalam sebuah acara terlambat dari tamu undangan lainnya karena merasa orang yang dipentingkan. 

Budaya tersebut harus diubah agar menjadi kebiasaan dalam pemerintahan yang baik. “Bukan lagi tepat waktu, tapi datang lebih awal,” tegas Rudy. 

Ajakan Rudy dibuktikan dengan tiba di gedung DPRD pukul 09.45 atau 15 menit sebelum acara digelar sesuai yang tertera di undangan. Bisa ditebak, wali kota tak menemukan anggota dewan di ruang sidang. 

Sambil menunggu empunya hajat, dia bersantai di lobi gedung dewan didampingi sekretaris DPRD Tri Puguh Priyadi dan bercengkerama dengan sejumlah awak media.  (irw/wa/sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Siswa SMA Lilitkan Tali di Lehernya, Innalillahi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler