Wali Kota Medan Apresiasi Polbangtan dan PEPI

Sabtu, 04 Juni 2022 – 09:27 WIB
Wali Kota Medan Bobby Nasution hadir dalam seminar Peran Pendidikan Vokasi Membangun Jiwa Entrepreneurship Millenial, Jumat (3/5). Foto: Humas Kementan

jpnn.com, MEDAN - Kementerian Pertanian (Kementan) terus berusaha mengoptimalkan peran Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) dan Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia (PEPI) guna mencetak lulusan petani muda dengan sumber daya berkualitas, andal serta berkemampuan wirausaha yang mumpuni.

Wali Kota Medan Bobby Nasution menyampaikan dukungannya kepada Polbangtan dan PEPI.

BACA JUGA: Wali Kota Medan Bobby Nasution: Ini Adalah Janji Kampanye Saya 

"Kami berharap ke depan Politeknik Pembangunan Pertanian yang berada di seluruh Indonesia dapat lebih berkembang dan tetap di bawah naungan Kementan," tutur alumni Institut Pertanian Bogor dalam seminar Peran Pendidikan Vokasi Membangun Jiwa Entrepreneurship Millenial, Jumat (3/5).

Menurut wali kota yang juga millenial ini, karakteristik dan kualitas individu harus dilengkapi dengan kompetensi.

BACA JUGA: Maling Mobil di Ciracas Jakarta Timur Nekat Banget

Inilah mengapa sekolah vokasi Polbangtan menjadi salah satu stakeholder penting dalam tongkat estafet pertanian Indonesia.

"Hal itu bisa dilihat dari program pembelajaran salah satu Polbangtan yang ada di tanah air, yakni Polbangtan Medan. Selain membekali mahasiswanya dengan beragam kompetensi, Polbangtan Medan juga turut menghadirkan sertifikasi, termasuk untuk penyuluh pertanian, pertanian organik, asisten kebun, hidroponik, barista, digital marketing hingga desain grafis," paparnya.

Di sisi lain, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa pihaknya telah meluncurkan banyak program untuk mendukung program Kementan ini, di antaranya hadir dalam bentuk pelatihan ke luar negeri seperti Taiwan, Jepang, dan Korea.

"BPPSDMP berupaya memaksimalkan peran pendidikan vokasi. Maka dari itu, Polbangtan dan PEPI hadir sebagai pelaksana pendidikan dalam melahirkan generasi milenial yang tidak hentinya berinovasi sebagai modal saat terjun langsung ke masyarakat," ujar Dedi.

Dia juga menekankan bahwa insan pertanian harus bisa menguasai sistem dan jejaring produksi, utamanya dalam hal supply and demand.

“Insan pertanian tak terkecuali petani dan pengusaha pertanian harus menguasai supply and demand. Di mana kita harus memastikan ketersediaan produk dan pintar membaca apa yang menjadi kebutuhan pasar. supply and demand akan berpengaruh pada fluktuasi harga. Seringkali terjadi over produksi sebuah produk pertanian lantaran supply and demand tak dikuasai dengan baik. Akibatnya terjadi kelebihan produk daripada permintaan pasar yang membuat harga menjadi terjun bebas," jelas Dedi.

"Polbangtan dan PEPI sebagai pelaksana pendidikan vokasi pun terus menanamkan jiwa wirausahawan tak sekedar bisa berdagang, namun ada proses pembelajaran seperti mengelola usaha, mengolah bahan hingga kepada proses pemasarannya. Tak kalah penting, membaca peluang pasar merupakan hal yang esensial yang wajib hukumnya bagi seorang entrepreneur bila ingin sukses. Kelihaian dalam membaca peluang pasar baiknya dilakukan mulai dari saat memulai suatu usaha, mengembangkan usaha, melakukan segmentasi pasar, hingga saat melakukan perluasan usaha," kata Dedi. (rhs/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler