Walikota Depok Panen Protes

Larang PNS Makan Nasi, Pedagang Ngaku Rugi

Rabu, 22 Februari 2012 – 06:27 WIB

DEPOK – One Day No Rice yang menjadi program Walikota Depok, Nur Mahmudi Ismail menuai protes. Kebijakan yang melarang pegawai negeri sipil (PNS) Depok mengkonsumsi nasi pada hari Selasa itu dianggap tidak ada manfaatnya. Selain hanya formalitas belaka, program tersebut dinilai juga merugikan pedagangan makanan di sekitar kantor pemerintah di Depok.

Tak itu saja, walikota pun mengeluarkan larangan bagi kantin di lingkungan kantor Walikota Depok menjual nasi pada hari diberlakukannya One Day No Rice. Sehingga pedagang yang biasa berjualan pun mengeluh. ”Bukannya tidak setuju. Tapi kami belum dibekali mengelola singkong sebagai bahan pangan yang enak. Tiba-tiba disuruh jualan makanan jenis itu,”ujar Nursyam, pedagang nasi di kantor Walikota Depok, Selasa (21/2).

Dia menilai kebijakan ini terlalu cepat diterapkan. Sedangkan pedagang belum memiliki keterampilan cukup mengelola makanan tersebut. Apalagi konsumennya pun juga belum terbiasa.

Akibatnya, lanjut dia, setiap menjual makanan yang tidak berbahan nasi menjadi tidak laku. Padahal, makanan berbahan kentang, singkong dan lainnya itu dibuat dengan modal sendiri. “Kan jadi rugi dua kali. Kalau begini kan repot di pedagang,” keluhnya.

Nursyam berharap walikota dapat mempertimbangkan program tersebut. Kebijakan larangan mengkonsumsi nasi pada hari Selasa harus didukung oleh sejumlah aturan. Di antaranya mengedukasi konsumen untuk terbiasa makan singkong, kentang dan lainnya.

Setiap hari Selasa, dia menerangkan kantin menjadi sepi. Pegawai pun memilih makan di luar lingkungan kantor. Karena pada tempat lain masih terdapat penjual nasi. ”Coba kalau sudah ada proses pembiasaan dari pegawai mengkonsumsi kentang, pasti sudah tidak repot menjual makanan jenis kentang atau singkong,” tuturnya.

Walikota Depok Nur Mahmudi dan Wakil Walikota Depok, KH. Idris Abdul Somad, beserta Jajaran Kepala Dinas kemarin secara bersama melakukan makan siang bersama. Para pejabat itu tidak mengkonsumsi nasi saat makan siang di hari Selasa. Tetapi mengkonsumsi kentang dan sigkong.

Kabag Humas dan Protokol Diah Sadiah mengatakan, kebijakan One Day No Rice ini menindaklanjuti Perpres, Permentan, Pergub tahun 2010, terkait Ketahanan Pangan Nasional. Sementara itu, Provinsi telah melakukan dan menerapkan kebijakan ini terlebih dahulu yang berlangsung 2 hari dalam seminggu.

Walaupun baru dimulai sebatas lingkup Pemerintah Kota, dan baru berlangsung 2 sampai 3 bulan belakangan ini, Walikota Optimis program ini akan memberikan dampak yang positif. Nur Mahmudi mengatakan, tujuan utamanya adalah menciptakan ketahanan nasional, mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap konsumsi beras dan meningkatkan stabilitas ekonomi. Sehingga membuat investor lebih tenang, dengan harapan Indonesia dapat mengekspor beras seperti yang dilakukan Thailand dan Vietnam.

Apalagi, ujar dia, berdasarkan data konsumsi beras di Indonesia sudah termasuk tinggi yaitu sebesar 130-140 kilogram per tahun/orang. Jumlah ini sangat jauh jika dibandingkan dengan orang Asia lainnya yang hanya mengkonsumsi beras rata-rata sebanyak 65-70 kilogram per tahun/orang. Sehingga perlu upaya menekan tingkan konsumsi yang terlalu tinggi tersebut.

Dari pantauan INDOPOS (JPNN Group), memperlihatkan situasi kantin di lingkungan Pemerintah Kota Depok menjadi sepi. Pendapatan para pedagang pun menurun drastis. “Hari ini saya hanya menjual 20 porsi, biasanya 30 porsi,” ujarnya.

Lain halnya penjual soto, David, dirinya mengaku mengalami penurunan penjualan sampai 70 persen. Dirinya memadukan soto yang dijualnya dengan kentang. Namun tidak hanya pembeli yang langsung datang ke kantin, konsumen yang biasanya meminta untuk diantarkan makanan ke ruang kerjanya pun berkurang.

“Di gedung utama (kantor wali kota) yang mesen cuma dua lantai biasanya semuanya. Kalau Gedung BPPT bahkan tidak ada sama sekali,” ujarnya.

Dia mengatakan, beberapa pedagang memang memilih tidak berjualan di hari Selasa karena mengalami kerugian. “Seperti hari Selasa minggu lalu, banyak yang tidak balik modal, saya juga begitu,” kata dia. (rko)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Frustrasi, Sekeluarga Kubur Diri


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler