jpnn.com, JAKARTA - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) menggelar Webinar bersama Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Budi Arie Setiadi pada Kamis (25/6).
HIPMI dan Wamen sejalan, bahwa pandemi ini adalah momentum untuk menggenjot inovasi produk desa.
BACA JUGA: Misteri Makhluk Pengisap Darah di Taput, Mampu Angkat Beban 25 Kg hingga Bengkokkan Besi
Selain Wamen Desa PDTT Budi Arie Setiadi, ikut diskusi juga Ketua HIPMI, Ketua Umum Aspeksindo, serta diikuti oleh puluhan jajaran pengurus HIPMI se-Indonesia dari provinsi sampai kabupaten/kota.
"Ini bisa dikatakan infrastruktur desa makin baik, karena Pak Jokowi memacu pembangunannya lima tahun terakhir. Jadi sekarang saatnya menggerakkan dan memajukan ekonomi perdesaan di era new normal. Produk desa harus berdaya saing, menguasai pasar Indonesia dan bertahap menuju pasar ekspor," ujar Wamen Budi Arie Setiadi.
BACA JUGA: Mendes PDTT Surati Kepala Daerah yang Lamban Tangani BLT Dana Desa
Budi menjelaskan, alokasi dana desa dari APBN sepanjang 2015-2019 sudah mencapai Rp257 triliun. Dana itu dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur di desa, salahs atunya ialah peningkatan jalan aspal di desa dari angka 61 persen menjadi 72 persen. Kemudian, elektrifikasi melonjak dari 90 persen menjadi 97 persen.
"Setelah dibangun infrastruktur, warga dari semua tingkatan menilai kualitas infrastruktur desa sudah relatif sama dengan kota. Infrastruktur inilah yang menjadi instrumen pemerataan desa dan kota, menjadi pendorong inovasi ekonomi desa," ujar Budi.
Berkat pembangunan infrastruktur tersbeut, lanjut dia, biaya investasi di desa kini makin menurun. Nah, dengan menurunnya biaya tersebut, dia berharap akan makin banyak pelaku usaha lahir dari desa.
Di sisi lain, Ketua Bidang Tata Ruang, PU, dan Pembangunan Desa BPP HIPMI Muhammad Ali Affandi merespons dengan menegaskan bahwa memang inilah saat yang tepat untuk menggenjot inovasi desa.
"Peluang untuk memacu pemasaran produk-produk desa yang kaya manfaat terutama berbagai olahan pangan, baik untuk distribusi se-Indonesia maupun ekspor. Teman-teman HIPMI siap memberi contoh bahwa kami hanya mengonsumsi produk desa, bukan produk impor," tegas Affandi menyambut pernyataan Wamen Budi Arie Setiadi.
Andi menilai desa mempunyai potensi ekonomi yang luar biasa. Dengan jumlahnya mencapai lebih dari 75.000 desa se-Indonesia, kawasan tersebut menjadi salah satu penggerak utama ekonomi nasional.
"Makanya kami siap menggalang sebuah aksi kolaborasi, yaitu semacam gerakan HIPMI Kembali ke Desa. Dari hulu ke hilir, teman-teman HIPMI siap berkolaborasi," tandasnya. (dkk/jpnn)
Redaktur & Reporter : Muhammad Amjad