Wamenag: Moderat dalam Beragama Bukan Berarti tidak Taat

Minggu, 15 November 2020 – 11:25 WIB
Zainut Tauhid. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi mengungkapkan, pemerintah tengah fokus dalam upaya penguatan moderasi beragama.

Upaya tersebut dilakukan untuk meneguhkan sikap toleransi dan menghindari sikap ekstrem dalam praktik beragama.

BACA JUGA: Wamenag Apresiasi Kiprah Para Dai dan Tokoh Agama Dalam Pembinaan Keumatan

"Moderasi beragama merupakan upaya menghadirkan jalan tengah atas dua kelompok ekstrem, antara liberalisasi dan konservatisme dalam memahami agama," ujar Wamenag saat memberikan orasi kebudayaan dalam Deklarasi Moderasi Beragama Solo Raya, di Surakarta, Sabtu (14/11).

Dia menambahkan, tujuan moderasi beragama tidak lain untuk menghadirkan keharmonisan di dalam kehidupan.

BACA JUGA: Pengumuman Wamenag untuk Seluruh Kiai dan Santri

Sayangnya kata Zainut, moderat sering juga disalahpahami dalam konteks beragama di Indonesia.

Tidak sedikit masyarakat beranggapan, orang yang moderat dalam beragama berarti tidak teguh pendirian atau tidak sungguh-sungguh dalam mengamalkan ajaran agamanya.

BACA JUGA: Profesor Australia Sentil Larangan Celana Cingkrang dan Cadar bagi PNS, Begini Reaksi Wamenag

"Moderasi beragama bukan alasan bagi seseorang untuk tidak menjalankan ajaran agamanya secara serius."

"Sebaliknya, moderat dalam beragama berarti percaya diri dengan esensi ajaran agama yang dipeluknya, mengajarkan prinsip adil dan berimbang tetapi berbagi kebenaran sejauh menyangkut tafsir agama," ujarnya.

Karakter moderasi beragama meniscayakan adanya keterbukaan, penerimaan, dan kerja sama dari masing-masing kelompok yang berbeda.

Wamenag menggarisbawahi moderasi beragama selama ini sudah menjadi karakter bangsa dan ciri khas masyarakat Indonesia yang plural.

Nilai-nilai moderasi sudah lama melekat di masyarakat Indonesia. Karenanya, masyarakat Indonesia memiliki modal sosial dan kultural yang cukup mengakar.

"Kita biasa bertenggang rasa, toleran, menghormati persaudaraan, dan menghargai keragaman. Boleh dikata, nilai-nilai fundamental seperti itulah yang menjadi fondasi dan filosofi masyarakat di nusantara dalam menjalankan moderasi beragama," terangnya.

Dia melanjutkan, nilai itu ada di semua agama karena semua agama pada dasarnya mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan yang sama. (esy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler