Wamenkes: Ini Perang Dunia III, Mutasi Corona Ada di Sekitar Kita

Selasa, 02 Maret 2021 – 17:53 WIB
Ilustrasi, vaksin Covid-19. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Menteri Kesehatan dr Dante Saksono Harbuwono mengatakan, Indonesia saat ini menghadapi tantangan lebih berat menyusul ditemukannya varian baru virus SARS-CoV-2.

Dua kasus yang terkait dengan mutasi B 1.1.7 atau VOC202012/01 atau VUI202012/01 dari Inggris yang ditemukan tadi malam (1/3) di Indonesia menunjukkan proses mutasi corona ini sudah ada di sekitar kita.

BACA JUGA: AKBP Ronaldo: Saya yang Akan Memimpin Langsung Kasus Ini

"Pertarungan dunia melawan pandemi Covid-19 ini ibarat Perang Dunia III. Jika Perang Dunia I dan II merupakan kontak fisik, tetapi di perang saat ini melawan musuh yang kasat mata," kata Dante saat peringatan satu tahun pandemi Covid-19 bertajuk inovasi Indonesia untuk Indonesia pulih pascapandemi secara daring, Selasa (2/3).

"Saya selalu menganggap ini perang dunia III dan saat ini kontak dengan musuh yang kasat mata," ujarnya.

BACA JUGA: Geng Motor XTC dan Moonraker Perang Lagi, Satu Orang Mati

Dia melanjutkan, ini memberikan implikasi banyak hal. Bukan hanya faktor kesehatan tetapi juga berdampak pada ekonomi, banyak negara resesi.

"Pandemi Covid-19 juga menyerang skala mikro, pendidikan karena tidak bisa bersekolah, anak kita kehilangan momentum sosial, dan bermain, dan banyak lainnya," tegasnya.

BACA JUGA: Siap! Bripka Winarso Berdiri Gagah di Depan Kombes Azis Andriansyah

Pada 15 Februari 2021 Menteri Riset Teknologi dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro sudah mengingatkan akan masuknya varian baru virus corona B 1.1.7 dari Inggris ke Indonesia.

Peringatan juga disampaikan Presiden Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) Dr Peter Bogner, organisasi bank data influenza di dunia yang berinisiatif mengumpulkan semua data genom virus flu termasuk virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.

Dia menyampaikan tantangan Indonesia dalam melakukan surveilans genom virus SARS CoV-2 adalah pada luasnya wilayah nusantara dan populasi yang tinggi.

Hal itu menyebabkan dibutuhkan waktu dan sumber daya yang besar untuk mengumpulkan data whole genome sequence (WGS), yang lebih banyak dan detail, sehingga masih mungkin varian baru tersebut belum terdeteksi. (esy/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler