Wamenkumham Sidak LP, Napi Curhat Kebutuhan Biologis

Kamis, 23 Agustus 2012 – 11:55 WIB
MARTAPURA – Lembaga Pemasyarakatan (LP) Martapura, Rabu (22/8) siang kemarin heboh. Wakil Menteri Hukum dan HAM, Denny Indrayana menggelar inspeksi mendadak (sidak) selama kurang lebih dua jam. Lima blok tahanan diperiksanya satu per satu.

Denny saat itu hanya datang berdua, bersama seorang sahabatnya, tiba di LP pukul 14.00 Wita. Setelah berbincang sebentar dengan pihak LP, ia langsung meluncur ke blok tahanan pertama. Ratusan penghuni LP kaget. Yang sudah kenal, langsung memeluk Denny, namun yang belum kenal tampak kebingungan. “Dudukan-dudukan. Ulun orang Banjar jua, jadi pakai bahasa Banjar ja gen lah. (Ayo kita duduk sama-sama, saya juga orang Banjar, jadi menggunakan bahasa banjar saja, red),” ucapnya.

Denny pun menjelaskan maksud kedatangannya tersebut. Ia mengaku ingin menampung aspirasi dari penghuni LP. Tak pelak, para tahanan mengeluarkan sejumlah unek-uneknya. Beberapa keluhan yang paling banyak dilontarkan yakni sesaknya ruangan dan tidak tersedianya bilik asmara. “Ada dua masalah yang paling banyak diucapkan. Masalah sesaknya ruangan dan kebutuhan biologis,” tuturnya.

Dijelaskan Denny, saat ini penghuni LP di Martapura ada sekitar 800 orang. Jumlah sudah empat kali daya tampung ideal LP, yakni 200 orang.

Kondisi seperti ini pun ucap Denny juga terjadi di LP lainnya seluruh Indonesia. Warga binaan yang tercatat saat ini sekitar 150 ribuan, sementara rutan yang ada sekarang hanya 500-an. Artinya jika dikalkulasi rata, per LP menampung sekitar 3000 warga binaan. “Kalau di sini 800-an, artinya LP lainnya bisa sampai tiga atau empat kali lipat banyaknya,” ujarnya.

Usahapun kata dia sudah ada, misal dengan membangun LP baru, seperti LP Narkoba di Karang Intan. Namun kata dia, penambahan bangunan tersebut tidak sertamerta bisa mengurangi isi LP.

“Anggaplah kita bangun LP lagi 500 buah, tetap saja belum ideal. Bangun lagi 500, masih belum ideal juga. Nah satu cara paling ampuh adalah LP-nya itu jangan diisi. Harus dibenahi dari hulunya,” ucapnya.

Lantas soal bilik asmara, pihaknya bisa saja membangunkan sebuah ruangan untuk memenuhi kebutuhan biologis tersebut. Namun bisa dipastikan bakal adanya Pungli di LP. Pilihan tersebut pun tampaknya bakal menambah masalah baru, lantaran banyaknya penghuni LP dan kunjungan setiap harinya. Antre dipastikan tidak bakal tertib. “Kemudian juga tempatnya. Untuk menampung penghuni saja belum bisa terpenuhi, apalagi kalau harus membangun bilik asmara tersebut,” ujarnya.

Keluhan penghuni di blok berikutnya hingga ke empat sama. Makanan, minuman dan listrik sudah tidak lagi jadi keluhan penghuni LP.  Menariknya di blok terakhir, blok 
kelima yang dihuni tahanan anak dan remaja, mereka minta disediakan alat musik untuk mengisi waktu luang.

“Kemudian saya tanyakan dengan Ka-LP-nya, ada atau tidak tempatnya? Katanya ada, nah mungkin para donatur bisa bantu,” ucapnya sambil tertawa.

Denny sebenarnya ingin melanjutkan inspeksi ke blok tahanan perempuan. Namun siang kemarin mereka sedang istirahat. Denny sendiri mengaku tidak ingin mengganggu mereka. “Kebetulan mereka sedang istirahat. Walaupun demikian, sejumlah keluhan ini akan menjadi bahan evaluasi kami,” ujarnya.

Dikonfirmasi secara terpisah, Kepala LP Martapura Agus Nuryawan, membenarkan kunjungan Wamenkum HAM kemarin.  Meski terkesan mendadak, namun sejumlah petugas LP menurutnya sudah siap menerima kedatangan Denny.

"Memang tanpa pemberitahuan sebelumnya, tapi kami sudah melakukan persiapan dan antisipasi kalau memang beliau akan mengunjungi LP Martapura.  Mengingat beliau adalah warga Banjar sehingga kemungkinan besar akan mudik saat lebaran," ujar Nuryawan.

Dalam kunjungannya tersebut, lanjut Agus deni mengunjungi tiap blok yang ada di LP Martapura dan menyapa semua napi yang berada dalam blok tersebut serta menyempatkan diri untuk bercengkrama selama beberapa menit dengan puluhan warga binaan.

"Kedatangan beliau disambut antusias dan senang oleh warga binaan," ungkapnya.

Diakui Nuryawan pula, LP Martapura saat ini memiliki keterbatasan sarana dan prasarana, serta jumlah warga binaan yang melebihi daya tampung.

"Wamen juga menyempatkan mendengar keluhan dari warga binaan pada saat berdialog dengan warga binaan, berbagai keluhan disampaikan seperti keterbatasan sarana dan prasarana di LP, seperti daya tampung LP yang hanya sekitar 200 orang saja dan sekarang ini terisi sekitar 800 warga binaan," kata Agus.  (ins/mat/yn/bin)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polisi Terapkan Sistem Buka Tutup

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler