Wanita Emas: Rakyat Tak Butuh Air Mata Anies tetapi…

Senin, 05 Juli 2021 – 22:20 WIB
Ketua Umum Partai Era Masyarakat Sejahtera (Emas) Hasnaeni. Foto: Dokumentasi pribadi

jpnn.com, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menangis. Momen ini terjadi saat Anies membacakan jumlah warga Ibu Kota yang meninggal dunia akibat Covid-19 di Webinar yang digelar DPW PKS DKI, Minggu (4/7) yang lalu.

“Rakyat tidak butuh air mata Anies, rakyat butuh penyelesaian. Sebab, DKI ini sudah darurat Covid-19,” kata Ketua Umum Partai Era Masyarakat Sejahtera (Emas) Hasnaeni, Senin (5/7).

BACA JUGA: Jane Shalimar Meninggal Dunia, Wanita Emas Berbelasungkawa

Menurut Hasnaeni, tangisan Anies tak menyelesaikan permasalahan. Warga yang telah meninggal dunia, tak akan hidup lagi.

“Seorang pemimpin tidak boleh menangis, tetapi bagaimana menyelesaikan persoalan yang ada di DKI Jakarta, yang dalam keadaan darurat," ujar dia.

BACA JUGA: Wanita Emas Pertanyakan Solusi Pemerintah Tekan Penularan Covid-19

Sebagai pemimpin tertinggi di Jakarta, menurut Hasnaeni, Anies seharusnya bisa memberikan solusi terbaik. Perkara pandemi ini bukan baru tahun ini terjadi tetapi sudah sejak awal tahun lalu.

“Apa enggak malu dia? Seorang pemimpin hanya bisa menangis, apalagi mau calon sebagai presiden,” ujar Hasnaeni.

BACA JUGA: Hebat, Prof Richard Claproth Temukan Ramuan yang Mampu Sembuhkan Pasien Covid-19

'Wanita Emas', sapaan Hasnaeni, menyarankan Anies fokus mengatasi persoalan seperti kelangkaan dan mahalnya oksigen dan obat-obatan di Jakarta.

Kemudian sulitnya mendapatkan kamar atau tempat tidur bagi pasien Covid. Upaya menuntaskan persoalan-persoalan tersebut, menurut dia, lebih baik dibanding sekadar menangis.

“Oksigen sudah langka lagi, mau cari oksigen saja sudah enggak ada. Kemarin saya dihubungi teman-teman media, enggak ada oksigen. Semua teman-teman saya cari oksigen, semua orang bingung cari oksigen. Pikirkan dong solusinya bagaimana Jakarta ini menjadi selesai pandeminya, tidak lagi dalam kondisi darurat,” ujar Hasnaeni.

Selain mahal, menurut Hasnaeni, oksigen juga langka atau sulit didapat. Sampai hari ini anak saya kena Covid, klaster keluarga. Gara-gara susahnya kamar atau tempat tidur pasien Covid, akhirnya saya membuat IGD sendiri di rumah,” kata Hasnaeni.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler