Wanita Hamil Labrak Oknum Kades, Minta Pertangungjawaban

Kamis, 28 Juni 2018 – 21:52 WIB
Ilustrasi. Foto: dokumen Metrosiantar

jpnn.com, TAPTENG - Warga Desa Bottot, Kecamatan Sorkam, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, mendadak heboh.

Itu setelah, seorang wanita hamil mendatangi rumah Kepala Desa (Kades) setempat untuk meminta pertanggungjawaban.

BACA JUGA: Dituduh Selingkuh, Mardani PKS Polisikan Akun @KakekDetektif

Kades berinisial HS, 29, itu kini didesak mundur dari jabatannya.

Informasi dihimpun dari RR, 21, warga gang Hutajulu Sarudik mengatakan, saat perkenalan pertamanya, HS mengaku lajang hingga RR mau menerimanya sebagai pacarnya.

BACA JUGA: Istri Mengaku ke Suami Telah Berindehoi 10 Kali dengan PIL

Menurut penuturan RR, Rabu (27/6) di rumahnya, bahwa keduanya pertama kali kenalan pada Desember 2017 di Café Lotus dan langsung tukar nomor HP masing-masing dan selanjutnya keduanya sering ketemuan di tempat yang sama untuk sekadar ngobrol.

“Pada Januari 2018, tanggalnya saya tidak ingat lagi namun hari itu saya ingat Sabtu, HS mengajak kami untuk jalan-jalan bareng ke Sibuluan. Dia membawa 2 orang temannya dan saya membawa 4 orang lagi teman saya. Kemudian kami terlebih dahulu karaokean di Topaz WI sore hingga malamnya,” jelas RR.

BACA JUGA: Edhy Prabowo Minta Fadli Zon Tidak Gentar

Setelah karaokean, HS dan teman-temannya naik sepeda motor menuju ke Jalan baru Sibuluan, dimana HS membonceng RR dengan sepeda motor Supra X 125 warna biru.

“Saat tiba di Jalan Baru Sibuluan dekat Simpang PLTA, kami minum hingga akhirnya mabuk,” kata RR.

Setelah dirinya mabuk, HS membawa RR menginap di Hotel Indah Sari Sibolga. “Pada saat berbicara tersebut, dia mengakunya bahwa dia masih lajang, dan dia mengaku mau bertanggungjawab. Mendengar itu, saya akhirnya pasrah, kemudian dia mengantar saya ke kos-kosan saya di Sibolga Julu,” terangnya.

Lanjut dia, usai kejadian di hotel tersebut, hubungan keduanya semakin akrab dan setiap ketemu selalu berhubungan intim, bahkan HS pernah tinggal di kos-kosannya selama 3 hari 3 malam, karena istrinya pergi ke Medan. Hal ini diketahuinya setelah kedoknya oknum kades HS terbuka bahwa ternyata dirinya bukan lajang.

“Pada Februari 2018 saya hamil dan meminta pertanggungjawaban kepada HS,” kata RR.

Walaupun sudah mengaku berkeluarga, HS justru berjanji mau menikahinya bahkan dirinya berjanji akan meninggalkan jabatannya sebagai kades serta rela meninggalkan istri dan keluarganya.

Namun memasuki usia kandungan 4 bulan secara tiba-tiba HS meminta RR untuk menggugurkan kandungannya dengan biaya ditanggung oknum kades tersebut.

Namun ditolak RR dan mereka ribut, walaupun begitu mereka masih tetap berhubungan karena RR butuh tanggungjawab dan dia masih tetap datang ke rumahnya.

Mulai dari situ, dia mulai mengelak dari tanggungjawab, dan menyuruh saya untuk pulang kampung ke rumah orang tua di Padang.

Awalnya RR menolak, namun setelah dipaksa dengan berbagai cara, bahkan dengan nada mengancam dia berkata jika RR tidak pulang ke Padang maka HS tidak akan datang-datang lagi.

Akhirnya RR setuju untuk pulang ke Padang. HS langsung membeli tiket dan memberi uang serta mengantar RR ke loket.

Namun betapa terkejutnya RR, setelah sampai di Padang, justru HS keesokan harinya menyusulnya ke Padang dan tinggal bersama dia selama 2 hari 3 malam dan saat itu dia membawa uang Rp 30 juta lebih.

Pengakuan HS karena ketiadaan pekerjaan di Padang, akhirnya dia berangkat ke Jakarta namun keduanya masih tetap menjalin komunikasi. HS akhirnya kembali ke Sorkam.

“Saat usia kandungan saya memasuki usia 5 bulan, RR tidak lagi dapat menghubungi HS karena sudah ganti nomor HP. Saya berupaya untuk menghubunginya, namun tidak dapat. Setelah selesai lebaran dan mengupayakan informasi dari sana-sini, akhirnya pada Selasa (26/6) bersama kawan-kawan saya mengunjungi rumahnya,” jelasnya.

Dan di sana, katanya, RR langsung ke rumah Ketua BPD (Badan Perwakilan Desa), karena rumah yang sekaligus kantor oknum kades itu tutup dan informasi yang didapatnya dia tidak berada di desa tersebut hingga dirinya kembali sore hari.

“Saya meminta oknum kades berinisial HS bertanggungjawab untuk menikahi saya sesuai janji dia. Jika tidak, saya akan menuntut secara hukum,” tegasnya.

Informasi yang berhasil dihimpun New Tapanuli (Jawa Pos Group), Selasa (26/6) RR datang ke rumah ketua BPD, warga langsung berdatangan termasuk orang tua oknum kades, inisial FS dan istrinya R Br S mempertanyakan permasalahan ini.

Ketua BPD, perangkat desa dan warga langsung melaksanakan pertemuan. Warga mendesak agar oknum kades yang berbuat asusila itu segera diganti, karena sudah mencemari nama baik desa.

“Kita minta agar oknum kades itu bertanggungjawab dari perbuatannya, dan segera mencopotnya dari kepala desa. Dia sudah tidak memberikan contoh yang baik lagi kepada warganya,” jelas salah seorang warga berinisial R (41).

Pada saat itu, ketua BPD desa menampung aspirasi warganya untuk segera mencopot oknum kades dengan alasan dari warga bahwa masyarakat desa tidak ingin kadesnya yang bermoral bejad untuk tetap dipertahankan.

“Aspirasi ini akan kita sampaikan,” jelas ketua BPD.

Sementara itu, Camat Sorkam B Rahman H, yang tiba di pertemuan tersebut juga menyampaikan bahwa pertanggungjawaban itu merupakan urusan pribadi oknum yang bersangkutan.

“Masalah jabatan, akan kami proses,” jelasnya.

Oknum Kades HS, belum dapat dimintai keterangannya karena nomor HPnya sudah tidak aktif lagi. (mis/rah)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Istri Pergoki Suami dan Teman Kerjanya di Kos, Tanpa Busana


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler