jpnn.com, JAKARTA - Ruang rapat komisi IV DPR-RI yang terletak di Gedung Nusantara Kompleks DPR-RI nyaris tanpa kursi kosong disesaki oleh para kelompok-kelompok wanita tani binaan HKTI.
Mereka hadir untuk mengikuti Seminar Nasional dengan tema "Peran Wanita Dalam Meningkatkan Diversifikasi Pangan Untuk Mewujudkan Ketahanan Pangan Nasional" dengan Keynote Speech Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.
BACA JUGA: Pastikan Stok Pangan Saat Ramadan Aman agar Inflasi Terkendali
Seminar itu adalah kerja sama antara Komisi IV DPR-RI dengan Wanita Tani HKTI.
Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Kartini 2017.
BACA JUGA: Mendag Lukita Iri, 2 Menteri Diperlakukan Istimewa Presiden
Acara ini dihadiri Ketua Komisi IV DPR-RI Edy Prabowo, Wakil Ketua Komisi IV Titiek Soeharto dan Herman Khaeron, serta Ketua Umum HKTI yang juga merupakan Wakil Ketua DPR-RI Fadli Zon.
Organisasi Wanita Tani Indonesia merupakan bentuk kesungguhan kaum hawa yang ingin ikut berperan aktif untuk kemajuan pertanian Indonesia.
BACA JUGA: Pemerintah Jamin Ketersediaan Pangan untuk Ramadhan - Idul Fitri
Organisasi di bawah HKTI ini mendorong adanya diversifikasi pangan dalam mewujudkan ketahanan pangan.
Selain itu, organisasi yang diketuai oleh Onny Jafar Hafsah ini menawarkan strategi pembangunan pangan dalam menuju ketahanan pangan di nusantara.
Menteri Amran menyambut baik keinginan tersebut, di mana sebelumnya Kementerian Pertanian selalu mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk berperan aktif memajukan pertanian.
Sebelumnya, Amran telah merangkul Pemuda yang diakomodir gerakannya dalam Gempita (Gerakan Pemuda Tani Indonesia).
Amran sempat menyatakan apresiasinya kepada gerakan-gerakan kaum wanita yang mampu memberikan solusi.
“Kowani, PKK, dan seluruh organisasi wanita bergerak bersama-sama di bulan januari 2017 yaitu tanam cabai serempak, dulu harganya 160 ribu hari ini. Sekarang turun 80% yaitu harganya 30-40 ribu per kg harganya di pasar, ini berkat seluruh organisasi wanita,” ungkap Amran.
Amran kembali menekankan bagaimana potensi gerakan wanita di bidang pertanian yang bisa menyelesaikan masalah pertanian.
Menurutnya, dengan potensi luas pekarangan 10 juta hektar, sebenarnya kebutuhan akan cabai dapat diselesaikan di pekarangan rumah.
“luas pekarangan kita 10 juta hektar, setiap rumah tangga tanam sepuluh batang cabai, selesai sudah masalah cabai di Indonesia”, jelasnya.
Amran mengatakan, kebijakan Kementerian Pertanian yang selalu berfokus terhadap petani, kedaulatan pangan bukan hal yang tabu lagi sebenarnya.
Terlihat dengan refocussing anggaran dari tahun ke tahun mulai di 2015.
Refocussing anggaran selama dua tahun terakhir mencapai Rp 12 triliun.
“Biaya gunting pita, cat kantor, dan lainnya dihilangkan kecuali pengembangan infrastruktur yang dibutuhkan petani”, ujar Amran
Acara ini dibuka oleh Ketua Komisi IV DPR-RI Eddy Prabowo.
Eddy dalam sambutannya menyapaikan harapannya bahwa Indonesia nantinya mampu mandiri terhadap kebutuhan pangan kita sendiri.
Eddy sempat berpesan agar semangat kartini bisa terus dibawa dan diikuti oleh wanita tani HKTI.
"Bagaimana bisa menumbuhkan pertanian, bagaimana keadaan petani-petani kita, bagaimana kita peduli terhadap itu semua", sambungnya.
Komisi yang merupakan mitra kerja Kementerian Pertanian mendukung penuh acara yang digagas oleh wanita tani HKTI ini.
Eddy menganggap diversifakasi pangan jawaban utama dalam masalah pangan saat ini.
Ketua Umum HKTI Fadli Zon menganggap wanita tani merupakan salah satu organisasi yang perlu dikembangkan untuk menunjang kedaulatan pangan.
Pria yang sangat kritis yang juga menjabat pimpinan DPR ini mengganggap anggaran pertanian juga perlu ditingkatkan.
Pasalnya, seharusnya dengan meningkatnya anggaran diharapkan mampu menyerap tenaga pertanian dan meningkatkan produksi pertanian.
Fadli sempat memuji keberpihakan Menteri Amran.
“Saya tahu keberpihakan Pak Menteri kita ini dalam soal pertanian sangat besar, sangat kuat untuk tidak impor," ujar Fadli.
Kementerian Pertanian memastikan target lumbung pangan dunia 2045 sudah pada jalur yang tepat.
“Hari ini kita tidak mengimpor beras, bawang, jagung. Tidak terlalu mempermasalahkan data, yang penting tidak impor. Jangan dimainkan data karena hiden agenda. Program ke depan mimpi kami bersama seluruh anak bangsa dan wanita tani indonesia 2045 Indonesia menjadi lumbung pangan dunia," papar Amran.
Fokus Kementerian Pertanian yang juga menarik perhatian adalah membangun lumbung pangan di perbatasan.
Bagaimana membuat wilayah perbatasan mampu menyelesaikan masalah pangan yang ada di dalam negeri terutama juga luar negeri.
FAO bahkan heran, bagaimana Indonesia mampu kehilangan ketergantungan terhadap impor beras kepada negara tetangga belakangan ini, terbukti dengan 0% beras impor yang masuk ke Indonesia.
Kementerian Pertanian terus berkomunikasi dengan semua elemen masyarakat dari berbagai tingkatan demi kemajuan pertanian Indonesia dan kedaulatan pangan Nusantara. (adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 3 Menteri Ikut Apel Siaga Toko Tani Indonesia
Redaktur & Reporter : Natalia