jpnn.com, JAKARTA - Wanita memiliki tingkat stres atau gangguan psikologis lebih tinggi dibandingkan laki-laki.
Apalagi di tengah kehidupan modern yang penuh kesibukan dan juga aktivitas di media sosial.
BACA JUGA: Tip Jaga Kesehatan Mental Ibu, Bayar Tagihan Lebih Mudah Pakai BRImo
Salah satu dampak stres pada wanita bisa membuat keseimbangan hormon terganggu, sehingga menyebabkan siklus menstruasi tidak teratur.
Selain itu, stres juga bisa membuat seseorang mengalami heartburn atau rasa terbakar di dada, refluks asam, mual, muntah, dan sakit perut.
BACA JUGA: Anies Janji Sediakan Layanan Kesehatan Mental di Puskesmas se-Indonesia
"Stres adalah bagian dari kehidupan kita sehari-hari, tetapi yang terpenting adalah bagaimana kita mengelolanya," kata Cindy Gozali selaku CEO & founder JIVARAGA Space & Media dalam seminar "Bye-bye Toxic, Bye-bye Stress" Komunitas Perempuan Peduli dan Berbagi (KPPB) di FP One Building, Setiabudi, Jakarta Selatan, Kamis (11/7).
Seminar yang diinisiasi KPPB itu bertujuan memberikan alat dan teknik praktis yang bisa membantu perempuan untuk lebih sadar dan bijaksana dalam menghadapi situasi stress.
BACA JUGA: Kampanyekan Kesehatan Mental, BIK Raih Medali Silver di Young Spikes Asia
Tidak hanya untuk menghadapi situasi stres, KPPB berharap para perempuan mampu memiliki pilihan untuk berani mengeluarkan diri dari situasi lingkungan yang toxic.
Cindy menambahkan meditasi mengajarkan seseorang mengendalikan hidup dimulai dari kesadaran diri, pengenalan diri, pemahaman diri, dan pengelolaan diri untuk mencapai kesejahteraan fisik, mental, emosional, spiritual, dan sosial.
CEO & Founder Personal Growth sekaligus Senior Clinical Psychologist Ratih Ibrahim, M.M., Psikolog, menambahkan pentingnya dukungan komunitas dalam proses pengelolaan stres. Seminar ini bukan hanya tentang teori, tetapi juga merasakan dukungan dari sesama perempuan yang menghadapi tantangan serupa.
“Tema acara yang diangkat ini bisa relate dengan kehidupan kita sehari-hari. Toxic people itu bisa ada di mana saja. Jadi, kita perlu tahu cara menghadapinya, agar bisa say Bye Bye Toxic, Bye Bye Stress!” katanya.
Pada kesempatan sama, Founder Yayasan KPPB Meiline Tenardi menyebutkan seminar ini merupakan wujud nyata dari upaya KPPB untuk menyediakan wadah bagi perempuan dalam mengatasi tantangan stres dan toksisitas di lingkungan sekitarnya.
Dia berharap melalui seminar ini, para peserta yang merupakan perempuan-perempuan hebat serta sahabat KPPB bisa memperoleh wawasan mendalam dan praktis untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis mereka.
"Tidak hanya itu, kita juga memiliki value hidup yang baik sehingga dapat mengatasi beragam sumber yang toxic” ujarnya.
Seminar ini mendapat animo yang tinggi dari lebih dari 100 peserta yang secara aktif mengkuti rangkaian acara secara aktif.
"Seminar "Bye-bye Toxic, Bye-bye Stress" diharapkan bisa menjadi tonggak penting dalam upaya memperkuat kesehatan mental dan emosional perempuan di Indonesia khususnya bagi KPPB," pungkas Meiline Tenardi. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Erick Thohir Ajak Gen Z Sumut Melek Literasi Digital dan Peduli Kesehatan Mental
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Mesyia Muhammad