jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago menyatakan bahwa Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) bukanlan lembaga untuk balas budi. Menurut dia, jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) merekrut figur untuk Wantimpres berdasar pertimbangan balas budi, hal itu bisa menjadi blunder.
"Kalau Jokowi memilih karena pertimbangan mana yang paling banyak berkontribusi, maka kami tidak kaget banyak kalangan pengusaha yang masuk. Barangkali itu pertimbangan Pak Jokowi," ujar Pangi, Sabtu (14/12).
BACA JUGA: Politik Balas Budi di Balik Wiranto dan Tahir jadi Wantimpres
Pengamat politik yang karib disapa Ipang itu menegaskan bahwa seharusnya perekrutan Wantimpres bukan untuk belas budi. Direktur eksekutif Voxpol Center Research and Consulting itu menambahkan, semestinya Wantimpres mencerminkan kebinekaan dan keindonesiaan.
"Tidak tepat konteksnya ketika merekrut Wantimpres atas dasar balas budi. Ini bukan lembaga tempat balas budi, tetapi lembaga yang mencerminkan keberagaman latar belakang, merepresentasikan keindonesiaan kita, banyak warna, lintas kebinekaan," kata Ipang.
BACA JUGA: Profil Agung Laksono: Pernah Kampanye untuk Prabowo, kini Wantimpres Jokowi
Ipang menegaskan, kenegarawanan personel Wantimpres harus teruji. Mereka harus memiliki jiwa nasionalisme tinggi dan mampu berpikir jernih.
"Serta mampu berdiri di atas semua kelompok dan golongan tanpa membeda bedakan entitas agama, budaya, suku, etnis dan ras," katanya.
BACA JUGA: Pesan Jokowi Untuk Tahir Sang Wantimpres Tajir
Lebih lanjut Pangi mengatakan, Wantimpres merupakan lembaga strategis. Menurutnya, kesalahan mengangkat Wantimpres bisa menjadi blunder dan masalah.
"Wantimpres ini kan pembisik presiden. Kalau mereka salah membisikkan informasi yang keliru dan masukan yang salah, Jokowi bisa bunuh diri," ujarnya.(boy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Boy