jpnn.com - BOGOR - Menjelang pesta demokrasi, sebanyak 32 Organisasi sosial kemasyarakatan (ormas) perempuan di Indonesia, menyelenggarakan Kongres Muslimah Indonesia. Kongres tersebut dibuka secara resmi oleh Wapres Boediono di Istana Kepresidenan Bogor, kemarin (8/3).
Dalam pidato pembukanya, Boediono mengungkapkan bahwa kongres tersebut memiliki peranan penting sebagai forum musyawarah di lingkungan muslimah Indonesia, berkaitan dengan pemilu yang sebentar lagi berlangsung.
BACA JUGA: 430 Petugas Amankan Pemilu di Aceh Utara
"Tahun pesta demokrasi ini merupakan momentum yang strategis untuk merumuskan peran muslimah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di tengah-tengah perkembangan dunia yang sangat dinamis ini," papar Boediono.
Boediono menuturkan agama dan Negara Republik Indonesia memberi ruang gerak muslimah yang luas untuk mengembangkan potensi diri dan untuk berprestasi. Peranan muslimah sangat penting dan tidak hanya terbatas dalam lingkup keluarga. Namun juga dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara, dan pengembangan umat.
BACA JUGA: Menteri Koperasi Dititipi Sebatik
"Kita sering mendengar, perempuan adalah tiang negara. Kalau perempuan rusak, maka rusaklah negara. Lalu, di balik seorang pemimpin besar ada perempuan yang hebat. Ini semua merupakan bukti bahwa perempuan memiliki kesempatan yang seluas-luasnya untuk berkiprah, baik dalam keluarga maupun masyarakat," urainya.
Dalam kongres tersebut, lanjut Boediono, berkumpul para muslimah aktivis organisasi kemasyarakatan, para muslimah ulama dan para muslimah cendekiawan. Karena itu, melalui kongres ini pihaknya berharap para muslimah Indonesia dapat merumuskan peran strategis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
BACA JUGA: Pramono Edhie Sindir PDIP soal Cara Cari Capres
Di samping itu, para muslimah yang menjadi peserta kongres, juga harus mampu menyusun aksi nyata untuk melakukan upaya pembinaan muslimah dalam rangka ketahanan keluarga, pendidikan, dan ekonomi dalam menghadapi tantangan global.
"Saya juga berharap agar kongres ini dapat menggali konsep yang strategis dan program-program kongkrit yang inovatif, sehingga dapat mengantarkan hasil-hasil yang bermakna bagi peningkatan kesejahteraan bangsa dan negara untuk mencapai masa depan Indonesia yang lebih baik dalam suasana global yang penuh tantangan ini," paparnya.
Ketua Panitia Kongres Muslimah Indonesia Welya Safitri memaparkan, acara tersebut dihadiri sekitar 300 tokoh muslimah, cendekiawan dan pimpinan ormas dari seluruh Indonesia.
Dalam kongres tersebut, dibahas permasalahan bangsa yang berkaita dengan upaya pembinaan perempuan dalam bidang ketahanan keluarga, pendidikan, ekonomi dan politik. Sebab, tahun ini adalah tahun politik.
"Perempuan dijadikan sasaran pembahasan, karena perempuan instrumen pertama dan utama yang sangat berperan sebagai agen perubahan. Oleh karena itu tema revitalisasi peran muslimah Indonesia dalam menghadapi globalisasi, dipandang sangat penting untuk menyatukan bersama visi muslimah Indonesia dalam menghadapi tantangan global,"paparnya.
Kongres Muslimah Indonesia tersebut merupakan yang pertama. Kongres tersebut bertepatan dengan hari perempuan internasional.
Kongres ini diselenggarakan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat bekerja sama dengan Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia sebagai federasi organisasi muslimah Indonesia, Badan Kontak Majelis Ta’lim (BKMT), dan Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI). Kongres tersebut berlangsung dari 7 hingga 9 Maret 2014 di Bogor. (Ken)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Daftar Nama 7 WNI Penumpang Malaysia Airlines
Redaktur : Tim Redaksi