DEPOK - Pendidikan memiliki peran penting bagi kemajuan bangsa. Hal ini dibuktikan dengan pengalaman berbagai bangsa sejak zaman dulu. Suatu bangsa akan mencapai kemajuan apabila generasi yang mengganti lebih baik dari generasi yang diganti. Dalil sederhana ini merupakan esensi kemajuan bangsa.
Demikian disampaikan Wakil Presiden RI Boediono pada pembukaan Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) 2013 di PusatPengembangan Tenaga Kependidikan (Puspangtendik), Bojongsari, Depok, Jawa Barat, Senin (11/02). RNPK yang diselenggarakan mulai 10 sampai 13 Februari 2013 ini mengangkat tema "Menuntaskan Program Prioritas Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2013-2014".
Wapres menekankan pentingnya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dibandingkan sekedar memanfaatkan sumber daya alam (SDA) yang ada. Indonesia, katanya, dikaruniai SDA yang cukup baik, tetapi juga dikaruniai SDM yang besar.
“Tugas kita memanfaatkan SDM untuk sebesar-besarnya bagi kemanfaatan bangsa. Buat motor penggerak kemajuan bangsa yang berkelanjutan,” katanya.
Upaya menyiapkan generasi mendatang merupakan tugas generasi saat ini. Tanggung jawab ini, kata Wapres, tidak dapat digeser ke manapun. “Apabila kita alpa melakukan maka kitalah yang bertanggung jawab atas kegagalan dari kemajuan bangsa," kata Boediono.
Wapres berpandangan, ada dua fokus pengembangan SDM sebagai kunci peningkatan kualitas bangsa yaitu pendidikan dan kesehatan. Kedua hal itu dia ibaratkan sebagai perangkat keras dan perangkat lunak di bidang komputer. “Dua-duanya harus match kapasitasnya kalau tidak manusianya bisa hang. Dua bidang ini harus kita tekuni dan laksanakan sebaik-baiknya,” katanya.
Wapres menilai, forum RNPK sangat penting untuk menyatukan pandangan menyangkut isu penting bagi kemajuan bangsa. Dirinya merasa sebagai bagian dari komunitas pendidikan. “Saya menyambut baik rembuknas ini,” katanya.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh menyampaikan, harapan atau ekspektasi masyarakat terhadap layanan di dunia pendidikan dan kebudayaan sangat besar. Hal ini, kata Mendikbud, dilatarbelakangi tiga alasan. Pertama, kata dia, semakin tingginya kedasaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan.
Kedua, pada akhirnya tidak ada orang Indonesia yang tidak bersentuhan dengan dunia pendidikan dan ketiga alokasi anggaran pendidikan yang sangat tinggi. “Oleh karena itu, menuntut kepada kita semua untuk terus menerus kerja keras, kerja cerdas, serta ikhlas untuk memberikan layanan dunia pendidikan,” katanya.(fat/jpnn)
Demikian disampaikan Wakil Presiden RI Boediono pada pembukaan Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) 2013 di PusatPengembangan Tenaga Kependidikan (Puspangtendik), Bojongsari, Depok, Jawa Barat, Senin (11/02). RNPK yang diselenggarakan mulai 10 sampai 13 Februari 2013 ini mengangkat tema "Menuntaskan Program Prioritas Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2013-2014".
Wapres menekankan pentingnya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dibandingkan sekedar memanfaatkan sumber daya alam (SDA) yang ada. Indonesia, katanya, dikaruniai SDA yang cukup baik, tetapi juga dikaruniai SDM yang besar.
“Tugas kita memanfaatkan SDM untuk sebesar-besarnya bagi kemanfaatan bangsa. Buat motor penggerak kemajuan bangsa yang berkelanjutan,” katanya.
Upaya menyiapkan generasi mendatang merupakan tugas generasi saat ini. Tanggung jawab ini, kata Wapres, tidak dapat digeser ke manapun. “Apabila kita alpa melakukan maka kitalah yang bertanggung jawab atas kegagalan dari kemajuan bangsa," kata Boediono.
Wapres berpandangan, ada dua fokus pengembangan SDM sebagai kunci peningkatan kualitas bangsa yaitu pendidikan dan kesehatan. Kedua hal itu dia ibaratkan sebagai perangkat keras dan perangkat lunak di bidang komputer. “Dua-duanya harus match kapasitasnya kalau tidak manusianya bisa hang. Dua bidang ini harus kita tekuni dan laksanakan sebaik-baiknya,” katanya.
Wapres menilai, forum RNPK sangat penting untuk menyatukan pandangan menyangkut isu penting bagi kemajuan bangsa. Dirinya merasa sebagai bagian dari komunitas pendidikan. “Saya menyambut baik rembuknas ini,” katanya.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh menyampaikan, harapan atau ekspektasi masyarakat terhadap layanan di dunia pendidikan dan kebudayaan sangat besar. Hal ini, kata Mendikbud, dilatarbelakangi tiga alasan. Pertama, kata dia, semakin tingginya kedasaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan.
Kedua, pada akhirnya tidak ada orang Indonesia yang tidak bersentuhan dengan dunia pendidikan dan ketiga alokasi anggaran pendidikan yang sangat tinggi. “Oleh karena itu, menuntut kepada kita semua untuk terus menerus kerja keras, kerja cerdas, serta ikhlas untuk memberikan layanan dunia pendidikan,” katanya.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kualitas Guru Aceh Terendah di Indonesia
Redaktur : Tim Redaksi