Wapres Ma'ruf Amin: Perubahan Iklim Butuh Implementasi, Tak Hanya Ambisi

Rabu, 09 November 2022 – 18:45 WIB
Wapres RI Ma'ruf Amin dan Menteri LHK Siti Nurbaya saat menghadiri COP 27 Mesir. Foto. dok KLHK

jpnn.com, MESIR - Wakil Presiden KH.Ma'ruf Amin mendorong negara-negara di dunia dan para pihak tidak hanya berbicara tentang target ambisi penurunan emisi, tetapi harus mulai menunjukkan aksi nyata dan konkret untuk mewujudkan misi tersebut.

Saat mengunjungi Paviliun Indonesia, Selasa (8/11), Ma'ruf Amin mengatakan COP27 Mesir sudah seharusnya menjadi pertemuan implementasi terlebih pasca COP26 Glasgow tahun lalu belum terlihat perkembangan signifikan implementasi global terkait kesepakatan iklim.

BACA JUGA: Indonesia, Negara Pertama Asia Pasifik yang Terima Pengakuan Aksi Iklim Bank Dunia

"Bahkan beberapa komitmen yang disepakati juga tidak bisa diimplementasikan (negara-negara maju). Seharusnya tidak hanya menyampaikan ambisi tetapi juga implementasi," kata Ma'ruf Amin.

Menghadapi ancaman iklim global, tidak ada jalan lain selain meningkatkan kerjasama atau kolaborasi kerja.

BACA JUGA: Pembuktian Aksi Iklim Indonesia di COP27 Sharm El-Sheikh Mesir

Ma'ruf Amin mengatakan posisi Indonesia sebagai negara kepulauan sangat strategis dalam pengendalian perubahan iklim.

Kepemimpinan Indonesia juga penting karena menjadi Presidensi G20 tahun ini, dan pada  2023 Indonesia juga akan menjadi Ketua ASEAN. 

BACA JUGA: Menteri Siti Nurbaya: Amerika Serikat Dukung Indonesia FOLU Net Sink 2030

Dia kembali mengingatkan bahwa semua negara harus menjadi bagian dari solusi.

"Semua harus berkontribusi sesuai dengan kapasitas masing-masing. Baik berkolaborasi maupun mencari solusi. Semua negara maju harus memberikan dukungan terhadap penanggulangan perubahan iklim," tegas Ma'ruf Amin.

Di tengah ketidakpastian implementasi kesepakatan iklim global, Indonesia terus melangkah maju dengan komitmen menaikkan NDC dari 29% ke 31,89% dengan upaya sendiri, dan dari 41% ke 43,20% melalui dukungan dunia internasional.

Upaya pencapaiannya melalui berbagai upaya seperti perhutanan sosial, moratorium izin hutan primer, tata kelola gambut, pengendalian karhutla, dan upaya lainnya.

Peran Indonesia menjadi sangat penting dalam pengurangan emisi.

Terkait apresiasi media asing atas penurunan deforestasi terendah, Ma'ruf Amin mengatakan bahwa capaian itu merupakan usaha dan komitmen nyata Indonesia.

"Saya kira layak Indonesia mendapatkan pujian. Banyak (negara lain) yang hanya menyampaikan komitmen saja tetapi langkahnya tidak jelas. Indonesia banyak yang sudah jelas. Ada berbagai hal yang sudah kita lakukan (terkait perubahan iklim)," tegas Ma'ruf Amin.

Sementara itu Menteri LHK Siti Nurbaya mengatakan pemerintah Indonesia telah menjalankan upaya terkait perubahan iklim, sejak 7-8 tahun terakhir.

Berbagai upaya itu bahkan sudah mendapatkan pengakuan atau reward dari Norwegia dalam bentuk Result Base Payment atau kontribusi tahap pertama berbasis hasil sebesar USD 56 juta untuk mendukung implementasi berkelanjutan Rencana Operasional FOLU Net Sink 2030 Indonesia.

Kontribusi tahap pertama berbasis hasil ini adalah untuk pengurangan emisi yang telah diverifikasi secara independen sebesar 11,2 juta ton dari pengurangan deforestasi dan degradasi hutan Indonesia pada tahun 2016/2017.

Indonesia terbukti berhasil menurunkan deforestasi ke tingkat paling terendah selama dua dekade, menjadi 114 ribu ha per tahun pada 2019-2020 dan 2020-2021.

"Hari ini saya dapat berita lagi bahwa World Bank sudah membayarkan USD20,9 juta sebagai pembayaran awal dari komitmen pembayaran berbasis kinerja skema FCPV-Carbonfund sebesar USD110 juta, sisanya dibayar Februari atau secepatnya," kata Siti Nurbaya. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler