Wapres Ma'ruf Amin Sampaikan Isu Utama di KTT ASEAN-Korea

Kamis, 10 Oktober 2024 – 16:48 WIB
Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-24 ASEANKorea, di National Convention Center, Vientiane, Laos, pada Kamis (10/10). Foto: dok Kemenko Perekonomian

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-24 ASEANKorea, di National Convention Center, Vientiane, Laos, pada Kamis (10/10).

Ma'ruf Amin mengungkapkan dua isu penting yaitu percepatan transisi energi dan stabilitas kawasan.  

BACA JUGA: Wapres Maruf Amin Tekankan Penguatan Kerja Sama Ekonomi Hijau-UMKM di KTT ASEAN-RRT

KTT ASEAN-Republik Korea tahun ini menjadi momen bersejarah bagi ASEAN dan Republik Korea, sebagai peringatan tonggak kerja sama yang sudah berlangsung selama 35 tahun. 

Momen ini juga ditandai dengan ditingkatkannya status kerja sama menjadi Kemitraan Strategis Komprehensif.

BACA JUGA: Hadiri Sidang Pleno KTT ASEAN di Laos, Wapres Ma’ruf Amin Sampaikan 3 Hal Penting Ini

“Tahun ini menandai 35 tahun kemitraan ASEAN-Republik Korea. Saya menyambut baik peluncuran Kemitraan Strategis Komprehensif antara ASEAN dengan Republik Korea. Kemitraan ini akan mendukung implementasi ASEAN Outlook on the Indo Pasific (AOIP) dan mempercepat ASEAN mencapai Visi 2045,” sambut Wapres Ma’ruf Amin.

Lebih lanjut, Wapres Ma'ruf Amin menyampaikan untuk mencapai tujuan kemitraan tersebut perlu dilakukan melalui dua langkah. 

Langkah pertama adalah percepatan transisi energi

“Kita harus mempercepat langkah transisi energi untuk hadapi krisis energi global dan dampak perubahan iklim,” ungkap Wapres Ma’ruf Amin.

ASEAN diperkirakan akan membutuhkan investasi sebesar USD 726 juta hingga USD 1 miliar untuk pembangunan proyek-proyek energi terbarukan hingga 2050 nanti

Di sisi lain, Republik Korea Selatan menaruh perhatian ke ASEAN sebagai kawasan sumber energi bersih. 

Kesamaan kepentingan ini membuka lebar peluang kerja sama yang lebih konkret.

Langkah kedua adalah stabilitas kawasan Indo-Pasifik. 

ASEAN memiliki keuntungan geografis yang menentukan jalur logistik perdagangan, terutama Selat Malaka yang padat arus pelayaran komersial dan energi. 

Stabilitas kawasan menjadi kunci utama untuk menjamin kelancaran arus perdagangan dan rantai pasok. 

Dialog dan komunikasi terbuka harus dikedepankan untuk mengelola dan menyelesaikan HM.4.6/363/SET.M.EKON.3/10/2024 ketegangan di kawasan.  

“Saya menyambut baik KTT Trilateral bulan Mei lalu sebagai langkah penting menuju stabilitas dan perdamaian di kawasan,” terang Wapres Ma’ruf Amin.

Melalui peningkatan kerja sama komprehensif strategis antara ASEAN dan Korea Selatan ini, diharapkan dapat membangun kemitraan yang inovatif, pendanaan yang inklusif, dan penyediaan teknologi yang efektif guna mencapai target pembangunan energi bersih dan terbarukan. Dalam pertemuan ini, Presiden Korea Selatan memberikan tiga komitmen penting dalam upaya untuk implementasi kemitraan strategis yang baru saja disepakati.

Pertama, Korea berkomitmen untuk memperluas kerja sama terkait isu keamanan dan pertahanan termasuk di dalamnya adalah keamanan siber dan maritim. Kedua, memperdalam transformasi digital dan perubahan iklim melalui pengembangan kerjasama untuk proyek inovasi digital, kecerdasan buatan, dan peningkatan infrastruktur, untuk merespons perubahan iklim. 

Untuk mendukung ini, Korea mengusulkan pembentukan ASEAN ROK Think Tank Dialogue. 

Ketiga, Korea berkomitmen untuk berinventasi dalam pengembangan talenta masa depan di ASEAN termasuk melalui pemberian beasiswa.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mencatat banyak peluang yang bisa ditarik dari komitmen Presiden Korea tersebut bagi Indonesia.

Selama ini Indonesia menjadi tujuan investasi bagi Korea seperti pabrikasi mobil EV, penyediaan energi, industri kimia, dan ritel. 

“Minat investasi yang besar dan komitmen Korea dalam KTT ASEAN, harus bisa dimanfaatkan maksimal oleh Indonesia sebagai negara dengan ekonomi terbesar di ASEAN,” kata Menko Airlangga.

Sebagai catatan, total perdagangan antara ASEAN dan Korea Selatan mencapai USD 187 miliar pada 2023, dengan investasi ke kawasan yang meningkat sebesar 2,5 persen (year-on-year). 

Kedua belah pihak tengah menjajaki kemungkinan untuk melakukan peningkatan kerjasama ASEAN-Korea FTA di waktu mendatang, agar AK FTA ini dapat mencakup area ekonomi digital dan isu-isu baru perdagangan lainnya yang dirasa perlu.

Selain perdagangan dan investasi, kerja sama ekonomi antara keduanya juga dilakukan melalui kerangka Korea-ASEAN Solidarity Initiative (KASI) yang telah diluncurkan sejak 2022, terutama untuk mendukung inisiatif-inisiatif transformasi digital dan mitigasi perubahan iklim.

Menko Airlangga turut hadir mendampingi Wapres RI bersama dengan Menko Politik, Hukum, dan Keamanan, serta Menteri Luar Negeri.

KTT tersebut dihadiri oleh para Pemimpin Negara-negara ASEAN (kecuali Myanmar yang diwakili oleh perwakilan non-politik), dan Presiden Republik Korea Selatan Yoon SukYeol. (jpnn)


Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Elvi Robiatul, Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler