Wapres Ma'ruf Amin: Solusi Militer Tak Sepenuhnya Mengatasi Konflik

Jumat, 24 Januari 2020 – 18:04 WIB
Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin di acara Central Democratic International (CDI). Foto:

jpnn.com, YOGYAKARTA - Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin mengatakan sepanjang sejarah di dunia, solusi militer tidak sepenuhnya mampu mengatasi konflik.

Sebaliknya hal itu justru menimbulkan rasa dendam yang memicu konflik lanjutan.

BACA JUGA: DPR Ribut soal Pansus dan Panja Jiwasraya, Begini Reaksi Wapres

"Solusi militer dalam banyak kasus justru telah menyisakan rasa dendam yang pada gilirannya memicu konflik-konflik lanjutan," kata Ma'ruf saat menjadi pembicara kunci dalam Forum Eurasia Centrist Democrat International (CDI) di Yogyakarta, Jumat.

Dia mengaku prihatin bahwa di berbagai belahan dunia masih muncul konflik-konflik bersenjata yang tidak saja menelan korban nyawa yang sangat menyengsarakan jutaan umat manusia.

BACA JUGA: Wapres Dorong Santri dan Pesantren Berperan Aktif Mengentaskan Kemiskinan

Khususnya perempuan dan anak-anak, tetapi juga menghancurkan peradaban.

Menurut Ma'ruf, akibat terus berlanjutnya konflik, tindakan-tindakan radikal dan kekerasan pada gilirannya juga berpotensi muncul karena hilangnya harapan masa depan di kalangan masyarakat, khususnya kalangan muda.

Padahal, kata Wapres, sepanjang sejarah peradaban manusia, berbagai kesepakatan, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis, untuk hidup berdampingan secara damai, saling menolong, dan membantu telah banyak dibuat dan disahkan, baik pada tataran komunitas, nasional, maupun internasional.

Peradaban manusia saat ini, kata dia, menghadapi tantangan yang sangat serius karena pemahaman, sikap, dan tindakan yang tidak menghormati, bahkan mengingkari kesepakatan itu.

"Oleh karena itu, tugas bagi kita semua yang cinta damai, cinta demokrasi, cinta kemajuan bersama, untuk memajukan kembali dialog serta membangun dan menjaga kesepakatan," kata Wapres.

Forum Eurasia CDI yang berlangsung 23—25 Januari 2020 itu mempertemukan para pimpinan parpol dari seluruh dunia itu membahas peluang dan tantangan yang muncul dari bergulirnya pembentukan tata dunia baru yang kemungkinan akan menjadikan Eurasia—perpaduan Eropa dan Asia—menjadi satu "benua super" sebagai titik tumpunya.

Dalam pertemuan itu, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) didapuk sebagai tuan rumah sekaligus satu-satunya partai di Indonesia yang tergabung dalam CDI.

Dalam kesempatan itu, Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Islandar mengatakan bahwa mengelola perbedaan dan dialog damai penting untuk mencegah terjadinya konflik kekerasan antarnegara.

"Jika umat manusia tidak menemukan landasan bersama untuk mengelola perbedaannya melalui dialog damai, letusan konflik kekerasan tidak akan terhindarkan, seperti yang telah kita saksikan terjadi di seluruh dunia saat ini," kata pria yang biasa disapa Cak Imin ini.  (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler