Wapres Minta Bandara Kualanamu Dipercepat

Sabtu, 14 April 2012 – 07:06 WIB

MEDAN-Wakil Presiden RI Boediono meminta Bandara Udara Kualanamu, Medan, segera beroperasi. Sebab, dengan cara itulah perekonomian masyarakat meningkat.

’’Kalau bisa pengoperasiannya lebih cepat dari jadwal yaitu awal 2013. Lebih cepat lebih bagus,’’ kata Boediono saat dialog dengan Menteri Perhubungan M Mangindaan, Dirut Angkasa Pura II Tri Sunoko, Plt Gubenur Sumatera Utara Gatot Pujo Nogroro di Bandara Udara Kualanamu, Medan, Jumat (13/4).

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Herry Bakti menyatakan sampai saat ini proses pembangunan tidak ada masalah dan pengerjaan sudah sampai 89 persen. ’’Sesuai kontrak dengan kontraktor November 2012 sudah selesai semua. Bahkan navigasi ke Tower sudah bisa dioperasikan semua,’’ ujarnya.  

Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak menambahkan, ada beberapa akses jalan menuju bandara yang sedikit bermasalah. Namun itu semua dapat diselesaikan. Tinggal administrasi.

Direktur Utama PT Angkasa Pura II (AP II) Tri S Sunoko mengatakan, progres fisik per sektor baik publik maupun privat telah mencapai 80,93 persen. Adapun AP II yang bertanggung jawab dalam pembangunan sektor privat yakni mencakup pekerjaan bangunan terminal, jalan dan area parkir, terminal kargo, gedung perkantoran, lansekap, dan penerangan jalan sudah mencapai 69,3 persen.

Sedangkan progres fisik sektor publik yang menjadi domain Kementerian Perhubungan telah mencapai 89,1 persen, yang terdiri atas pekerjaan persiapan tanah, taxiway, apron, runway, navigasi dan peralatan, serta bangunan dan operasion.

’’Untuk AP II sendiri kami tersisa sekitar 30 persen lagi untuk merampungkan fasilitas penunjang bandara, seperti interior terminal dan stasiun KA Bandara yang masih dalam tahap desain. Kami optimis, akhir tahun bisa rampung semua, dan rencana operasi tetap sesuai jadwal,’’ kata Tri Sonuko saat ditemui INDOPOS di Medan, kemarin.

Tri Sunoko menegaskan, Bandara Internasional Kualanamu ini memang dibangun untuk mengganti bandara Polonia yang sudah tidak memenuhi syarat, baik kapasitas, keamanan, keselamatan, maupun kenyamanan.

Bandara Polonia yang melayani penumpang hanya sekitar 900 ribu, sementara saat ini telah melayani 7,1 juta penumpang tiap tahun. Bandara Kualanamu menjadi bandara lengkap pertama yang dibangun AP II dan Kementerian Perhubungan berkapasitas 8,1 juta penumpang per tahun.

’’Proyek Bandara Kualanamu senilai Rp 5 triliun yang akan menggantikan bandara Polonia, Medan dapat selesai akhir tahun ini dan harus beroperasi awal 2013,’’ jelasnya.

Tri mengatakan, dalam pengembangan ke depannya akan dipelajari agar Bandara Kualanamu ini dirancang sebagai bandara hub (pengumpul) penerbangan internasional. Pasalnya, posisi Medan sangat menguntungkan karena berada di tengah, seperti Changi Singapura.

’’Saat ini kami masih melakukan kajian lebih dalam dengan menggandeng pengelola bandara Incheon, Korea Selatan,’’ tuturnya. Menurutnya, bandara Kualanamu ini jika menjadi hub penerbangan internasional akan menghemat bahan bakar dan dapat melayani penerbangan langsung ke Eropa, sehingga tidak perlu lagi transit ke Singapura ataupun ke Kuala Lumpur.

Untuk itu, pihaknya sudah mempersiapkan infrastruktur pendukung seperti landasan pacu yang dapat disinggahi pesawat berbadan besar seperti Airbus 380 dan Boeing 777. ’’Kalau Bandara Soekarno-Hatta tidak cocok disinggahi pesawat berbadan besar, hanya untuk pesawat medium body seperti Boeing 737-900 atau A 330,’’ katanya.

Direktur Operasi PT Angkasa Pura II Salahudin Rafi mengatakan, kewajiban AP II dalam penyelesaian proyek Kualanamu dari segi sektor privat diyakini akan rampung tahun ini juga.

’’Namun akses jalan non tol menuju lokasi juga harus menjadi perhatian. Kan tidak mungkin, jika fisik bandara telah siap, tetapi akses jalan belum ada,’’ tuturnya.

Adapun proses pembebasan lahan dan pembangunan akses non tol baru mencapai sekitar 63 persen, masih ada kekurangan secara parsial. PT Angkasa Pura (AP) II pun menyiapkan Kualanamu menjadi bandara hub penerbangan ke luar negeri sehingga bisa menyaingi bandara Changi, Singapura.

Menanggapi permasalahan akses, Boediono berharap permasalahan ini segera diselesaikan secara bersama. Sebab, akses jalan ini sangat penting. ’’Jangan sampai bandara sudah selesai pembebasan lahan belum lesai. Jadi harus sama-sama selesai,’’ ungkap dia. (gin)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Birokrasi Hambat Pembangunan Rusunami


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler