Waralaba Lokal Stagnan, Asing Dominan

Senin, 05 Agustus 2019 – 09:27 WIB
Roti John Baba Rafi. Foto: Baba Rafi

jpnn.com, SURABAYA - Ketua Kehormatan Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) Anang Sukandar mengatakan, bisnis waralaba dalam negeri belum maksimal jika dibandingkan dengan beberapa negara tetangga seperti Malaysia, Filipina, dan Singapura.

”Bahkan, franchise asli Indonesia tidak ada growth alias stagnan. Yang miris justru pasar waralaba domestik sekarang dipenuhi pemain asing,” tuturnya di sela pameran Info Franchise dan Business Concept (IFBC) 2019 di Surabaya, Jumat (2/8).

BACA JUGA: Paket Waralaba Roti Thailand Ini Hanya Bermodal 4 Juta

Sampai sekarang jumlah waralaba asing yang masuk ke Indonesia mencapai 480–500 merek dengan pertumbuhan lima persen tiap tahun.

BACA JUGA: Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Melambat

BACA JUGA: Usaha Waralaba Thai Tea Asetehe Cuma Modal 3 Jutaan Rupiah

Sementara itu, waralaba asli lokal hanya 120 merek dan tidak tumbuh. Dari 120 itu, yang berhasil ekspansi ke luar negeri baru 15 merek.

”Padahal, maunya kami kalau bisa minimal 300 merek Indonesia bisa ekspansi ke mancanegara. Kenapa harus kalah dengan negara lain?” jelasnya.

BACA JUGA: IFRA 2018 Ingin Genjot Pebisnis Waralaba Terus Berinovasi

Menurut Anang, pertumbuhan franchise lokal minim sebenarnya tidak hanya karena dipengaruhi persaingan dengan asing, tetapi juga disebabkan faktor sikap cepat puas dan tidak sabar dari para pelaku usaha domestik.

Secara garis besar, karakter masyarakat Indonesia adalah ingin cepat sukses dan untung, tetapi tidak mau belajar.

Sejauh ini jenis waralaba Indonesia dipenuhi sektor kuliner. Kontribusinya mencapai 50 persen.

Sisanya diisi jasa kurir, kopi, cleaning service, hingga budi daya bibit bunga.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menambahkan, pihaknya meminta para pengusaha, khususnya di bisnis waralaba, mau terus belajar demi meningkatkan kinerja usaha.

Dengan demikian, fondasi bisnis yang mereka bangun bisa semakin kuat dan berkembang luas.

”Konsep-konsep bisnis harus dipelajari agar tidak salah langkah. Dan yang terpenting jangan cepat puas,” katanya. (car/res/c10/oki)

BACA ARTIKEL LAINNYA... MangoJack Tawarkan Kemitraan Waralaba dari Rp 7 Jutaan


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler