KESENJANGAN dalam penerapan hukum bagi warga aborigin dan non-aborigin masih terjadi di Australia Utara. Banyak warga aborigin dipenjara untuk hal sepele dan sebaliknya.
Hal itu dikatakan Komisioner Aboriginal and Torres Strait Islander Mick Gooda menanggapi hukuman yang diberikan kepada seorang pelaku tabrak lari di Darwin.
BACA JUGA: Cegah Kepunahan, Tasmanian Devil Divaksinasi
Terdakwa Mathew Alexander divonis bersalah melakukan tabrak lari yang menyebabkan tewasnya seorang anak aborigin bernama Jack Sultan-Page.
Namun Mathew hanya dijatuhi hukuman 18 bulan penangguhan masa tahanan serta 6 bulan tahanan rumah.
BACA JUGA: Pemilik Moge di Sydney Sumbangkan Jaket Untuk Tunawisma
Komisioner Gooda menyatakan sulit untuk memahami vonis yang menurut agak ringan dibandingkan akibat perbuatan terdakwa.
"Di Northern Territory banyak warga yang dipenjara karena misalnya pelanggaran terkait miras. Banyak orang ditangkap tanpa melakukan pelanggaran hukum dan bahkan dipenjara," katanya.
BACA JUGA: Penerbangan Australia - Bali Kembali Terganggu
Di Australia Utara sebanyak 86 persen penghuni penjara merupakan warga aborigin, menurut data tahun 2013.
"Semakin banyak warga kami ditahan, dan mereka sama sekali tidak telibat kejahatan yang menyebabkan kematian seorang anak," tegas Komisioner Gooda.
"Ada warga aborigin yang dipenjara gara-gara tidak membayar denda, sedangkan seseorang yang mengakibatkan kematian anak sama sekali tidak dipenjara," tambahnya.
Komisioner Gooda meminta agar pertimbangan hukum yang diambil hakim dalam meringankan hukuman terdakwa kasus ini juga diberlakukan bagi warga aborigin.(admin)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Musisi Jimmy Barnes Protes Lagunya Digunakan Dalam Demo Anti Islam