AMBON - Negeri Allang dan Hattu, Kecamatan Leihitu Barat, Kabupaten Maluku Tengah, kemarin kembali tegang, setelah terjadi keributan diantara warga sejak 23 April lalu. Sedikitnya tiga orang dari dua desa itu dikeroyok di tempat dan waktu yang berbeda. Swiping warga dari kedua desa pun dilakukan oleh mereka untuk melakukan aksi balas dendam.
Informasi yang dihimpun Ambon Ekspres (JPNN Group), kejadian berawal pada 23 April 2012 lalu sekira pukul 22.30 WIT, saat pesta di Desa Liliboy. Satu pemuda Alang dipukul oleh seseorang yang diduga berasal dari Hatu. Tak terima dengan tindakan tersebut, puluhan pemuda Negeri Allang berusaha membalas pemukulan itu.
Pada Rabu (25/4), sekira pukul 20.45 WIT di kompleks Allang Lama-Wailuang, Wellem Marlisa (23), tukang ojek asal Desa Hatu mengantar penumpang ke Negeri Wakasihu. Wakasihu terletak setelah Alang. Sementara Hatu sendiri berada sebelum Allang. Untuk mencapai Wakasihu, Wellem harus melewati Liliboy dan Allang.
Tiba di Desa Allang dia dicegat para pemuda setempat. Tanpa banyak tanya, Wellem dikeroyok. Dia jadi bulan-bulanan massa. Beruntung, Wellem berhasil meloloskan diri sampai ke Wakasiu sebelum diantar kembali ke Hatu. Informasi tentang pemukulan Wellem menyebar di Hatu. Terjadi kosentrasi massa di negeri itu.
Sekira Pukul 23.00 aparat keamanan dari Polsek Bandara dan Polsek Leihitu Barat serta prajurit Satgas BKO Yonif 131 mencoba bernegosiasi dengan warga Hatu yang nekat menuju Allang untuk melakukan aksi balas dendam. Saat massa masih berkumpul, muncul satu unit mobil jurusan Galala-Poka dengan rnomor polisi DE 2176 yang membawa penumpang asal Allang melintas Hatu.
Mobil tersebut dicegat dan dilempari warga Hatu hingga pecah kaca bagian depan. Insiden pelemparan itu, memicu warga Allang melakukan razia di perbatasan Liliboy dan Hatu. Di tengah razia itu, mereka menemukan Ade Marlisa warga Hatu. Dia kemudian dipukuli hingga sobek pada kepala sebelah kiri.
Untuk mendamaikan dua kelompok warga dari negeri berbeda itu, Kamis (26/4) dinihari dilakukan musyawarah antara tokoh adat, tokoh agama dan masyarakat kedua negeri di Liliboy. Hasilnya, masyarakat diminta menahan diri dan mediasi akan dilanjutkan siang hari.
Kamis (26/4) siang, terjadi pemukulan terhadap warga Allang yang hendak ke Kota Ambon. Informasi pemukulan ini sampai ke telinga warga Allang. Mereka tidak terima dengan aksi warga Hatu itu. Konsentrasi massa untuk melakukan aksi balasan terjadi lagi. Namun kerja keras aparat keamanan berhasil menenangkan massa.
Kapolsek Leihitu Barat Ipda Zeth Riri kepada Ambon Ekspres mengatakan, saat ini situasi sudah mulai kondusif dan diharapkan kondisi ini terus dijaga. Apalagi dalam waktu dekat agenda pemilukada putaran kedua akan berlangsung di Malteng. "Saya minta masyarakat tenang dan jangan terprovokasi dengan isu-isu yang menyesatkan. Tidak ada gunannya bertikai," tandasnya.
Danramil Leihitu Lettu Inf F Simanjuntak menambahkan, masyarakat harus sadar akibat konflik seluruh harta benda akan hancur. "Tidak ada gunanya berkelahi. Mari kita jaga kemanan agar daerah ini tetap aman dan nyaman. Kita bisa beraktivitas sperti biasa. Kalau konflik bagaimana aktivitas masyarakat yang berjualan di pasar dilakukan," jelasnya.
Camat Leihitu Barat Jhon Mahulete mememinta masyarakat yang bertikai bisa menahan diri. "Kita kan sementara persiapan untuk pemilukada putaran kedua. Jadi kondisi keamanan perlu dijaga. Belum lagi momen nasional yang akan dilakukan di Ambon," singkatnya.
Sementara itu, Wakapolres Ambon dan Pp Lease, Kompol Suratno mengatakan, kondisi terakhir di kedua desa sudah kondusif. "Kondisi kedua desa sudah kondusif. Tidak ada terjadi bentrok hanya nyaris saja," kata dia di ruang kerjanya kemarin. Petugas keamanan juga telah melakukan upaya pendekatan persuasif untuk menyelesaikan permasalahan agar tidak melebar. (M1/M2)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rekam E-KTP, Janji Lansia Didatangi
Redaktur : Tim Redaksi