jpnn.com, BANDUNG - Warga tumpah ruah memadati Jalan Raya Taman Kopo Indah (TKI), Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung pada Jumat (14/2/2025).
Mereka antusias ingin menyaksikan kirab budaya perayaan Cap Go Meh 2025. Adapun acara ini jadi yang pertama kali digelar di wilayah Kabupaten Bandung.
BACA JUGA: Pria di Bandung Bunuh Kucing Pakai Senjata Airsoft Gun, Ternyata Ini Penyebabnya
Pantauan di lokasi, warga memadati area Kelenteng Tridharma Amal Bhakti.
Kemudian di sepanjang Jalan TKI pun turut dipadati oleh warga sekitar yang ingin menyaksikan aksi Barongsai dan Liang Liong (tarian naga).
BACA JUGA: Santai Sore di Rooftop Kekinian Le Braga Bandung, Milenial Wajib Tahu
Barongsai dan Liang Liong menampilkan aksinya dengan penuh semangat. Apalagi mereka diiringi oleh berbagai musik yang membuatnya kian berenergik.
Penasihat Kirab Budaya Perayaan Cap Go Meh Andreas Sutanto mengatakan, acara ini mengedepankan tema toleransi dan budaya.
BACA JUGA: Yayasan Margasatwa Tak Terima Bandung Zoo Disita Kejati Jabar
Perayaan ini merupakan puncak dari penutupan perayaan Imlek 2025.
"Kami di tempat ibadah Tridharma Amal Bhakti ini mengadakan kirab budaya yang merupakan akulturasi antara budaya Tionghoa dengan budaya setempat yang sudah berlangsung turun-temurun," kata Andreas saat ditemui di lokasi, Jumat (14/2/2025).
Pihaknya menjelaskan kegiatan tersebut tujuannya untuk mempererat hubungan sesama warga negara Indonesia.
Maka dari itu, banyak warga sekitar yang antusias ingin menyaksikan atraksi Barongsai.
"Iya, memang acara ini pertama kali di tempat ini di Kabupaten Bandung," ucap dia.
Menurutnya, tamu dari berbagai daerah turut hadir dalam perayaan Cap Go Meh tersebut. Tamu paling jauh berasal dari negara Taiwan dengan jumlah sebanyak 100 orang.
"Selain itu warga sekitar, warga kota Bandung dan sekitarnya juga turut meramaikan acara ini. Jadi tidak hanya suku Tionghoa saja, kami melibatkan semua suku agama antar golongan yang ada disini untuk bersatu padu, mengikatkan diri dalam kebersamaan pada acara ini," jelasnya.
Andreas mengaku acara perayaan Cap Go Meh kerap dilaksanakan pada 15 hari setelah Imlek.
Kemudian berbagai aksi Barongsai, Liang Liong, hingga Gotong Toapekong turut meramaikan kegiatan tersebut.
"Pawai kita dengan tempuh jaraknya sekitar 5 kilometer dari jalan keluar sampai selesai sekitar 5 kilometer. Peserta itu lebih kurang sekitar 600, kalau total dengan turunan ini bisa hampir 1000 orang," ucapnya.
Andreas menyebutkan dalam kegiatan tersebut turut diramaikan dengan tradisi Badawang dan tradisi Rajawali. Kata dia, hal tersebut menguatkan toleransi dan persatuan Indonesia.
"Iya, tadi ada juga tarian atau tradisi daerah, kayak Badawang dan kesenian Rajawali," imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Pelaksana perayaan Cap Go Meh, Hartono menjelaskan, kegiatan tersebut merupakan acara puncak dan hanya dilaksanakan satu hari.
Dia berharap agenda tersebut bisa dilakukan setiap tahun.
"Puncaknya hari ini. Kemarin kita sudah susun acara, cuma puncaknya hari ini. Mudah-mudahan jadi agenda rutin yang dilaksanakan di sini, ke depannya mungkin akan lebih disempurnakan lagi kegiatannya," ucap Hartono.
Hartono mengaku kegiatan tersebut tidak hanya untuk satu kepercayaan agama. Berbagai lapisan atau elemen umat beragama turut meramaikan kegiatan tersebut.
"Jadi, ini selain yang berkepercayaan konghucu, tadi ada juga dari katolik, dari kristen, muslim, hindu pun ada," bebernya.
Dia mengaku sebelumnya kelenteng tersebut pernah mengikuti berbagai perayaan Cap Go Meh di berbagai kota di Indonesia.
Makanya saat ini memutuskan untuk membuat perayaan tersebut di Kabupaten Bandung.
"Sebelumnya kita sering setiap tahun itu ikut dalam acara kirab itu sampai ke Magelang, Jawa Tengah, semuanya kita ikut. Karena kita mempunyai sedikit pengalaman, jadi kita berani untuk mengadakan di Kabupaten Bandung," tandas dia. (mcr27/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
BACA ARTIKEL LAINNYA... Zarof Ricar, Ibu Tiri, Uang Pergaulan, dan Eks Ketua PN Surabaya
Redaktur : Rah Mahatma Sakti
Reporter : Nur Fidhiah Sabrina