Memasuki musim dingin, penyebaran flu di Australia semakin meningkat dan diperkirakan menjadi salah satu yang terburuk dalam beberapa tahun terakhir.
Influenza atau lazim disebut sebagai flu menjadi penyakit yang tidak menyenangkan, belum lagi dengan adanya COVID-19 yang masih beredar saat ini, sehingga makin membebani rumah sakit dan layanan kesehatan.
BACA JUGA: Partai Buruh Berjanji Perjuangkan Australia Menjadi Republik Terlepas dari Inggris
Pakar kesehatan masyarakat menyarankan agar warga mempertimbangkan kembali mengenakan masker di tempat umum demi mengurangi penyebaran influenza dan COVID.
Masker telah menjadi alat penting selama pandemi dalam menghentikan penyebaran virus. Apakah masker bisa digunakan melawan penyebaran flu?
BACA JUGA: MN Pakai Mukena dan Masker, Seisi Mal tak Ada yang Sadar
Profesor Gerry FitzGerald dari Universitas Teknologi Queensland menjelaskan, masker memang dapat menawarkan perlindungan dalam mengurangi penyebaran influenza, tapi menjadi lebih efektif jika Anda sudah terinfeksi.
"Masker yang banyak tersedia tidak memberikan banyak perlindungan kepada individu karena bahannya yang ringan," jelasnya kepada ABC News.
BACA JUGA: Erdogan Ubah Nama Negara Turki, Ternyata Alasannya Cukup Kocak
"Memang membantu dalam melindungi seseorang yang menderita influenza, " katanya.
"Dengan mengenakan masker, akan mengurangi kemungkinan orang yang terinfeksi menyebarkannya ke orang yang tidak terinfeksi," jelas Prof Gerry.
Flu menyebar dengan mudah, terutama saat seseorang bersin dan batuk.
Profesor Gerry mengatakan efektivitas masker juga tergantung pada jenis dan cara mengenakannya.
Dia menyebutkan orang seharusnya tetap memakai masker di tempat-tempat seperti: Rumah sakit Panti jompo Fasilitas penyandang disabilitas Bandara Transportasi umum Kawasan padat
"Influenza adalah penyakit yang lebih ringan daripada COVID-19 tapi tetap merupakan penyakit serius. Bahkan dapat menyebabkan kematian setiap tahun," jelas Prof Gerry.
"Jadi untuk perlindungan dari flu, apalagi dalam situasi berisiko tinggi, seharusnya Anda tetap mengenakan masker," tegasnya.
Lantas, masker jenis apa yang sebaiknya dikenakan?
Masker penutup wajah dapat berupa masker kain masker bedah sekali pakai, yang mencakup jenis masker P2 atau N95.
Agar efektif, masker harus menutupi hidung dan mulut dan pas di bawah dagu, di atas pangkal hidung, dan di sisi wajah pemakainya.
Masker bedah terbukti dapat memblokir udara yang dihembuskan orang lain saat berbicara, batuk, atau bersin, namun masker ini memiliki kekurangan desain dan hanya boleh dipakai sekali.
"Banyak masker bedah tidak dirancang untuk benar-benar memblokir dan mencegah virus," jelas Prof Gerry.
Masker N95 adalah standar di bangsal rumah sakit pengendalian infeksi dan lingkungan medis berisiko tinggi.
Masker jenis ini memang memberikan perlindungan lebih besar tapi juga lebih menantang untuk dipakai.
"Ada masker yang lebih tinggi misalnya jenis N95 tapi membuat pemakainya sedikit lebih sulit untuk bernapas," katanya.
Syal, bandana, pelindung wajah, snood, atau sepotong kain tidak dianggap sebagai alternatif masker yang dapat diterima.
Pada akhirnya, ketika menyangkut flu, pakar kesehatan menyebut vaksinasi adalah satu-satunya tindakan pencegahan terbaik.
Negara Bagian Queensland, Victoria, Australia Barat, Australia Selatan, dan New South Wales kini telah menawarkan vaksinasi flu gratis, menanggapi meningkatnya jumlah kasus.
"Semua orang seharusnya berusaha mendapatkan vaksin flu tahun ini," kata Prof Gerry.
Diproduksi oleh Farid Ibrahim dari artikel ABC News.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Elon Musk Mengharuskan Karyawan Tesla Kembali Bekerja di Kantor Penuh Waktu