Australia adalah salah satu negara paling dermawan di dunia. Australia juga dikenal sebagai negara yang mayoritas warganya aktif berolahraga. Lantas apa hubungan diantara keduanya?
Berdasarkan data dari World Giving Index di tahun 2015, Australia berada di peringkat kelima negara paling dermawan di dunia.
BACA JUGA: Fotografer AS Meninggal Dunia Saat Potret Perubahan Iklim di Great Barrier Reef
Dari laporan indeks tersebut diketahui banyak warga Australia yang senang menyisihkan uangnya untuk memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan, terutama kepada mereka yang berada di luar Australia.
Sementara itu, Badan Statistik Australia (ABS) menemukan warga Australia sangat menyukai olahraga, baik ikut terlibat atau hanya sekedar menonton pertandingan secara langsung atau lewat televisi.
BACA JUGA: Kisah Para Perempuan di Industri Teknologi di Australia, Termasuk dari Indonesia
ABS melaporkan mayoritas wrga Australia (lebih dari 70 persen) aktif berpartisipasi dalam berolahraga.
Mulai dari berjalan kaki, lari, bersepeda, bermain ski, berselancar di lepas pantai, naik kuda, sepakbola gaya Australia atau footy, dan masih banyak lagi.
BACA JUGA: Restu Anggraini Temukan Potensi Besar Bagi Fesyen Santun di Australia
Uniknya data tersebut menunjukkan kebanyakan dari mereka yang aktif berolahraga tinggal di kota-kota besar.
Tidak heran jika di Australia banyak acara penggalangan dana yang digabungkan dengan sejumlah kegiatan olahraga, seperti maraton lari, bersepeda, hingga berenang.
Kegiatan bersepeda santai di malam hari di kota Melbourne. Foto: Ride The Night.
Misalnya saja kegiatan Ride the Night yang digelar di kota Melbourne, Brisbane, dan Hobart pada akhir Januari lalu.
Lewat kegiatan ini, para pecinta sepeda diberikan kesempatan untuk bersepeda santai, yang uniknya digelar di malam hari. Dengan menempuh jarak lebih dari 50 kilometer. Kegiatan ini tentunya bukanlah sebuah balapan, karena garis finish boleh dicapai dalam lebih dari 6 jam, sekitar pukul 6 pagi.
Yang membuat unik karena jalur yang dilewati adalah tempat-tempat bersejarah dan ikon.
Untuk mengikuti kegiatan ini para partisipan dikenai biaya sekitar $100, atau kurang lebih Rp 1 juta. Semua hasil penjualan tiket ini diberikan kepada yayasan yang membantu anak-anak muda kurang beruntung di negara bagian Victoria dan Queensland.
Di tahun 2016 ini, mereka berhasil menggalang dana hingga lebih dari $400.000 atau sekitar Rp 4 miliar.
Banyak juga para partisipan yang membuka halaman donasi online secara individual. Mereka biasanya menyebutkan target yang ingin dicapai dan membagikan halaman tersebut di jejaring akun sosial, dengan harapan akan mendapat sumbangan dari teman-teman dan keluarganya. Tentu saja semua hasil sumbangan akan diberikan kepada pihak penyelenggara untuk kemudian disumbangkan.
Peserta MS Melbourne Cycle saat lewati jembatan West Gate. Foto: MS Melbourne Cycle.
Di bulan Maret, tepatnya 6 Maret 2016 lalu, kegiatan yang sama juga dilakukan oleh yayasan yang peduli dengan para penderita multiple sclerosis. Maraton sepeda tersebut berjarak 30 hingga 70 kilometer. Yang membuatnya popular adalah jalur bersepeda melewati jembatan West Gate di kota Melbourne, yang biasanya tertutup bagi para pesepeda.
Ribuan pesepeda bergabung dalam kegiatan tersebut untuk merasakan kecantikan kota Melbourne dari jembatan dengan mengendarai sepeda. Lewat kegiatan bersepeda itu terkumpul uang hingga lebih dari $330.000 atau sekitar 3,3 triliun rupiah!
Dana yang dikumpulkan akan digunakan untuk program riset dan pengembangan obat, serta advokasi bagi penderita multiple sclerosis yang jumlahnya meningkat di Australia. Penyakit ini berkaitan dengan daya kekebalan tubuh yang menyerang sistem saraf pusat, yang membuat beberapa jaringan tubuh mendadak tidak berfungsi.
Ada pula kegiatan maraton lari, yang kegiatannya dilakukan hampir setiap bulan untuk membantu kasus yang berbeda-beda.
Sejumlah stadium di Australia gelar lomba naik turun anak tangga. Foto: Stadium Stomp.
Sementara bagi mereka yang tidak ingin terlalu melakukan aktivitas seperti berlari atau bersepeda, ada pula pilihan lainnya.
Seperti yang akan dilakukan di kota Adelaide. Kota ini memiliki stadion oahraga yang baru saja direnovasi, namanya Stadion Oval.
Para peserta akan ditantang untuk menaiki lebih dari 6.000 anak tangga di stadion kelas dunia yang telah menjadi ikon kota Adelaide selama 140 tahun.
Tantangan ini sudah berlangsung sejak tahun 2015 lalu. Para peserta akan menaiki anak tangga hingga mencapai puncak stadion dengan iringan musik.
Hasil penggalangan dana dari biaya pendaftaran dan donasi yang dikumpulkan secara individual akan diberikan kepada yayasan yang merawat anak-anak sakit.
Para peserta berenang Melbourne Swim Classic. Foto: Melbourne Swim Classic.
Ada pula sejumlah perlombaan berenang, salah satunya adalah Melbourne Swim Classic.
Kegiatan ini mengajak warga untuk berenang hingga sejauh 5 kilometer di kawasan pantai selatan Melbourne.
Mereka yang mengikuti kegiatan ini biasanya menggalang dana secara online untuk sejumlah yayasan, mulai untuk menolong pencari suaka, upaya penyelamatan hewan dan lingkunga, hingga membantu perawatan mereka yang memiliki diabetes.
Biasanya juga para peserta memiliki ide kreatif untuk menggalang dana.
Tidak hanya menyebarkan halaman donasi online-nya lewat jejaring sosial, mereka juga menjual kue, melakukan lelang, membuat acara menonton bersama, hingga menggelar acara BBQ yang semua pungutannya akan disumbangkan.
Apakah Anda tertarik untuk melakukan hal yang sama di Indonesia?
BACA ARTIKEL LAINNYA... Adelindo Angklung Adelaide Akan Tampil di Selandia Baru