Di Hari Perempuan Internasional tahun ini kami mencoba untuk bertemu dengan imigran perempuan di Australia, yang bekerja di industri teknologi. Industri teknologi biasanya didominasi kuat oleh pria.

Salah satu perempuan yang bekerja di bidang teknologi di Australia adalah Marcellina Mardian. 

BACA JUGA: Restu Anggraini Temukan Potensi Besar Bagi Fesyen Santun di Australia

Ia lahir dan dibesarkan di Bandung, Jawa Barat. Kemudian pindah ke Melbourne pada tahun 2007 untuk belajar Media & Komunikasi di perguruan tinggi RMIT. 

Kini ia bekerja sebagai Manajer Konten dan Pemasaran Code Like a Girl.

BACA JUGA: Adelindo Angklung Adelaide Akan Tampil di Selandia Baru

Menurutnya Code Like a Girl adalah inisiatif teknologi lokal untuk perempuan, oleh perempuan, dari perempuan.

"Ada banyak group yang menggelar acara ketemuan [meet up] dan networking di Melbourne," katanya, "Tetapi tidak semua memenuhi apa yang diinginkan perempuan, terutama karena industri teknologi didominasi oleh para pria."

BACA JUGA: Emoji Efektif Pandu Anak Pilih Makanan yang Lebih Sehat

"Saya selalu bersemangat soal upaya membina masyarakat dan telah banyak terlibat di Melbourne. Setelah melihat ambisi Ally Watson untuk Code Like a Girl sejak awal, karenanya saya ingin menjadi bagian dari itu. "

"Bekerja di sektor teknologi telah menunjukkan hal-hal yang menyenangkan soal teknologi, apa yang ditawarkan industri, juga tantangan yang dihadapi," katanya. 

"Ally dan saya memiliki tujuan bersama untuk Code Like a Girl, terus mendukung, berbagi pengetahuan bagi masyarakat dan mudah-mudahan, menginspirasi perubahan soal teknologi."


Marcellina Mardian, dari Communications dan Marketing Manager di 'Code Like a Girl' (Koleksi pribadi).

Ally Watson dibesarkan di sebuah kota kecil di Skotlandia sebelum akhirnya pindah ke Melbourne, dua tahun lalu.

Ia mengaku terpukau dengan 'perkembangan teknologi pesat', masyarakat yang aktif, dan sajian kopi yang enak di kota Melbourne.

Aly sudah bekerja sebagai developer di bidang teknologi informasi selama enam tahun. Ia mengaku tahu besar rasanya sebagai satu-satunya perempuan di tim teknologi.

Karena itu ia mencetuskan ide untuk membuat kelompok bernama 'Code Like a Girl', berisi perempuan-perempuan bekerja di bidang teknologi yang rutin mengadakan pertemuam serta pelatihan berkaitan industri tersebut.


Ally Watson,pendiri 'Code Like a Girl' (Koleksi Pribadi).

“Code Like a Girl bertujuan untuk mendukung dan membangun jaringan yang dibutuhkan berkaitan dengan dunia teknologi dan coding," ujar Aly.

Menurutnya perempuan membutuhkan lebih banyak panutan di bidang teknologi. Karenanya kelompok tersebut sering menggelar acara-acara yang menampilkan para perempuan di bidang teknologi, sekaligus untuk merayakan prestasi mereka.

"Kita ingin menginspirasikan para perempuan dari generasi baru dengan menggelar kegiatan dan pelatihan yang bisa mematahkan semua rintangan dalam industri teknologi dan coding, dengan cara menyenangkan, mudah, dan hangat," tambahnya.


Di salah satu acara 'Code Like a Girl' pada September tahun 2015 (Foto" Code Like a Girl)

Keduanya setuju jika tantangan terbesar yang mereka hadapi adalah mengajak lebih banyak perempuan muda ke dunia teknologi.

"Tantangan bagi kita adalah menghapus stigma bahwa 'teknologi adalah culun atau kutu buku' atau 'hanya untuk laki-laki' selain menarik lebih banyak perempuan  usia muda," kata Ally.

Coding adalah salah satu keterampilan yang paling penting dari abad ke-21 dan kini hanya sedikit yang memiliki keahlian ini.


Code Like a Girl rutin gelar pertemuan (Foto: Code Like a Girl)

Saat ini, keduanya berharap di tahun 2016 bisa memperluas organisasi mereka dan menjangkau khalayak permepuan yang lebih besar.

"Tahun ini akan menjadi menarik bagi kami," kata Ally. "Kami ingin membuat langkah besar untuk menjangkau khalayak yang lebih muda dan berkolaborasi dengan organisasi lainnya untuk mencapai tujuan ini. Kami ingin Code Like a Girl tidak hanya di Melbourne, tapi kami akan melakukannya selangkah demi selangkah,"

'Sukai' Australia Plus on Facebook untuk cerita inspiratif lainnya dari Australia.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Akademisi Oxford Kritik Rendahnya Tingkat Melek Huruf Anak di Australia

Berita Terkait