BANTARAN Kali Pakin, Penjaringan Jakarta Utara (Jakut) bakal dibuat jalan inspeksi. Bangunan liar yang berdiri di bantaran kali telah ditertibkan. Warga meminta Pemprov DKI agar menjaga dan mengawasi jalan tersebut. Pasalnya jika dibiarkan, mereka khawatir bakal banyak bangunan berdiri kembali di bantaran tersebut.
“Harus dijaga dan dibuat penerangan. Biar kami yang berada tidak jauh dari daerah itu nyaman dan tentram,” ujar Ipong H Putra, salah satu pemilik Ruko di Gedong Panjang. “Dulu, ruko saya juga pernah dimasuki maling. Mereka naik pakai perahu dari kali,” imbuhnya.
Ipong menambahkan, selain itu jika malam hari pihaknya berharap ada patroli. Hal itu untuk menghindari jalan inspeksi digunakan sebagai sarana tindak kejahatan. “Seperti dibuat tenda untuk mesum. Jadi harus ada pengawasan,” sarannya.
Lebih lanjut Ipong mengatakan, pihaknya juga bakal membuat pos keamanan di jalan inspeksi. Khususnya jalan yang berada di belakang ruko mereka. “Juga kami minta izin untuk pasang CCTV. Takut-takut ada yang masuk ruko melalui jalan tersebut,” jelas Ipong.
Dia menambahkan, terkait normalisasi saluran dan rencana pelebaran jalan di Gedong Panjang, warga umumnya mendukung. Hanya saja, mereka menyesalkan tindakan oknum aparat saat membongkar beberapa waktu lalu. “Kalau datang dengan baik, tidak ada kekerasan, kami tidak masalah. Ini ada warga kami ibu Erna jari tangannya diplintir. Dia juga menjadi korban pelecehan seksual, ada pegawai yang hendak melakukan pembongkaran menunjukan alat kelaminnya,” beber Ipong.
“Kami minta Jokowi menindak tegas pegawai atau orang yang melakukan pelecehan itu,” imbuhnya.
Apalagi kata dia, Erna, warga Gedong Panjang yang menjadi korban pelecehan trauma dan tertekan. “Kasus bu Erna kami akan minta perlindungan hukum ke Polda. Demi keselamatan ibu Erna,” pungkas Ipong. (dai)
“Harus dijaga dan dibuat penerangan. Biar kami yang berada tidak jauh dari daerah itu nyaman dan tentram,” ujar Ipong H Putra, salah satu pemilik Ruko di Gedong Panjang. “Dulu, ruko saya juga pernah dimasuki maling. Mereka naik pakai perahu dari kali,” imbuhnya.
Ipong menambahkan, selain itu jika malam hari pihaknya berharap ada patroli. Hal itu untuk menghindari jalan inspeksi digunakan sebagai sarana tindak kejahatan. “Seperti dibuat tenda untuk mesum. Jadi harus ada pengawasan,” sarannya.
Lebih lanjut Ipong mengatakan, pihaknya juga bakal membuat pos keamanan di jalan inspeksi. Khususnya jalan yang berada di belakang ruko mereka. “Juga kami minta izin untuk pasang CCTV. Takut-takut ada yang masuk ruko melalui jalan tersebut,” jelas Ipong.
Dia menambahkan, terkait normalisasi saluran dan rencana pelebaran jalan di Gedong Panjang, warga umumnya mendukung. Hanya saja, mereka menyesalkan tindakan oknum aparat saat membongkar beberapa waktu lalu. “Kalau datang dengan baik, tidak ada kekerasan, kami tidak masalah. Ini ada warga kami ibu Erna jari tangannya diplintir. Dia juga menjadi korban pelecehan seksual, ada pegawai yang hendak melakukan pembongkaran menunjukan alat kelaminnya,” beber Ipong.
“Kami minta Jokowi menindak tegas pegawai atau orang yang melakukan pelecehan itu,” imbuhnya.
Apalagi kata dia, Erna, warga Gedong Panjang yang menjadi korban pelecehan trauma dan tertekan. “Kasus bu Erna kami akan minta perlindungan hukum ke Polda. Demi keselamatan ibu Erna,” pungkas Ipong. (dai)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Satu Juta Warga Bogor Hilang
Redaktur : Tim Redaksi