Warga Batam Anggap Sia-sia UMK Naik

Harga Bahan Pokok Terus Meroket

Minggu, 22 Agustus 2010 – 04:56 WIB
BATAM - Kenaikan Upah Minimum Kota (UMK) Batam dari Rp 1.045.000 menjadi Rp 1.110.000, sepertinya banyak dipandang sia-siaPasalnya, harga berbagai kebutuhan pokok naik lebih tinggi dibanding penyesuaian upah tersebut.

Harga beras misalnya, sejak sebulan lalu terus naik

BACA JUGA: Warga Malaysia Tertinggi Wisata ke Kalbar

Bahkan seminggu terakhir, kenaikan harga beras sudah tiga kali lipat di banding bulan lalu
Beras kualitas sedang merek Kijang, yang semula cuma Rp 6 ribu per kilo atau naik Rp 500, kini harganya Rp 7.500

BACA JUGA: Daging Afkir asal India Masuki Dumai

Begitu juga dengan beras kualitas bagus.

Merek Sipandan Bunga Istimewa misalnya, harganya Rp 9.500 per kilo
Padahal sebelumnya Rp 8 ribu

BACA JUGA: Anggaran Rp 20 M, RS Ikan Beroperasi Akhir Tahun

Bumi Ayu dan Mangkuk yang sebelumnya Rp 8.500, kini dijual Rp 10 ribu per kilo di tingkat pengecer"Naik dari distributornyaYang paling tinggi memang beras," kata Anggi, pedagang di Toss 3000, Jodoh, kepada Batam Pos (grup JPNN), Sabtu (21/8).

Kebutuhan lain yang harganya tak kalah melambung adalah minyak goreng curahDi Pasar Mitra Raya, Batam Centre, harga minyak goreng dijual di kisaran Rp 10.500-11.000Menurut beberapa pedagang, harga tersebut sudah bertahan sejak dua pekan laluTapi sampai kemarin, harganya belum turun-turun"Apalagi ini mau Lebaran, kemungkinan malah bisa naik lagi," kata Srinah, pedagang sembako di Mitra Raya.

Harga gula juga masih di kisaran tinggiSejumlah pedagang di Mitra Raya, Avava Fres Market, Pasar Bengkong dan Mega Legenda misalnya, menjual gula curah Rp 10.000-10.500 per kilogramnya"Semua serba mahal sekarangKalau kami sih tergantung harga dari distributor saja," kata Srinah.

Kenaikan harga bahan pokok tersebut akhirnya kerap membuat dahi ibu-ibu berkerutTak jarang mereka membatalkan rencana belanja karena duitnya tak cukupSeperti misalnya yang diutarakan Roslina (34), warga Perumahan Pesona Mantang, kepada Batam Pos.

"Sekarang bawa duit Rp 100 ribu ke pasar nggak dapat apa-apaBeras Rp 9.500, minyak Rp 10.000-11.000Gula Rp 10 ribu, belum lagi daging Rp 90 ribu dan cabai merah yang harganya nggak karuan," kata Roslina, saat ditemui di Pasar Bengkong Harapan, Sabtu kemarin.

Ibu rumah tangga yang juga bekerja di kawasan industri Mukakuning ini mengatakan, kenaikan upah yang bakal ia terima dalam waktu dekat menyusul turunnya putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PTTUN) Medan, yang menetapkan UMK Batam Rp 1.110.000, tak membawa pengaruh apa-apa kalau harga kebutuhan tetap mahalPadahal Roslina mengaku baru sekitar sebulan lalu keluar uang banyak untuk biaya sekolah anaknya.

"Harusnya pemerintah menekan harga kebutuhan pokok, biar jangan mahalKalau begini kan sia-sia saja UMK kita naik," tukas ibu dua anak ini.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Batam, Endang Sri Retno Subindiyani, beberapa waktu lalu sempat menegaskan, kenaikan berbagai bahan kebutuhan pokok memicu tingginya angka inflasiLaju inflasi Batam Januari-Juli 2010 misalnya, mencapai sebesar 4,33 persen, sementara laju inflasi 'year on year' Juli 2010 dibanding dengan Juli 2009 sebesar 5,91 persenAngka tersebut jauh lebih tinggi dibanding laju inflasi tahun sebelumnya yang hanya mencapai 0,36 persen penambahan.

Endang pun mengingatkan bahwa kondisi tersebut harus segera ditekan, sampai bisa mendekati stabil, dengan menyeimbangkan permintaan dan penawaran barang di pasarHal sama juga diungkapkan peneliti muda ekonomi di kantor Bank Indonesia Batam, Arif RahadianDia mengatakan, inflasi beberapa bulan ke depan masih akan tetap tinggi dengan melonjaknya harga kebutuhan bahan pokok menjelang lebaran(cha-bp/cr1/ito/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Batal Ke Jakarta, Ditunda Bulan Depan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler