Di SPBU Tembesi misalnya, antrean panjang terjadi hingga badan jalan. Ali, 32, warga Batuaji sudah antri di SPBU tersebut sejak pukul 04.00 WIB. Sebelum ke SPBU tersebut, pemilik mobil Sedan Corolla dengan nomor polisi BP 1851 TZ itu sudah terlebih dulu berkeliling ke sejumlah SPBU, tetapi tidak mendapatkan BBM.
"Dari pagi saya sudah keliling tapi tdak ada juga BBM. Saya sudah empat jam antre di sini tapi tidak mendapatkan BBM. Ini terpaksa saya tunggu, kalau tidak mobil saya akan mogok, minyaknya sudah kosong," katanya.
Demikian halnya di SPBU Pelita, antrean panjang terjadi hingga ke terowongan. Bahkan puluhan kendaraan harus mematikan mesin kendaraannya untuk menunggu antrian. Panjangnya antrean hingga ke badan jalan dan sempitnya SPBU membuat polisi kewalahan mengatur lalu lintas.
Bahkan pihak pengelola SPBU harus menerapkan buka-tutup pintu untuk mencegah saling serobot di antara warga. "Kalau ini tidak ditutup maka akan menimbulkan kericuhan, karena warga sudah berupaya untuk saling serobot. Jadi paling hanya lima kendaraan yang kita izinkan masuk baru gerbangnya ditutup. Kalau sudah selesai kita membuka gerbang lagi untuk lima mobil lagi, demikian seterusnya," ujar petugas kepolisian yang berjaga di sana.
Demikian halnya di SPBU Sei Ladi di depan UIB Baloi. Antrean panjang juga terjadi hingga badan jalan yang mengakibatkan kemacetan panjang. Petugas kepolisian dari Polsekta Lubuk Baja berjaga di SPBU tersebut.
Antrean panjang juga terjadi di SPBU Batam Centre. Antreannya bahkan hingga menyebabkan kemacetan jalan raya. Di SPBU tersebut, BBM jenis solar baru tiba sekitar pukul 09.00 WIB, sementara premium hingga siang hari tak kunjung datang.
Masdianto, supervisor di SPBU tersebut mengatakan, Pertamina sudah mengurangi kuota sekitar 10 persen sejak tiga bulan terakhir. "Sudah tiga bulan ini mendapat pengurangan. Kalau kuotanya tidak tentu atau tidak sama setiap bulannya," katanya.
SPPBU di Jalan Hangtuah, Simpang Kurnia Djaya (KDA), Kabil dan SPBU Simpang Masyeba juga kehabisan stok BBM saat masih pagi hari. Solar dan Pertamax plus pun habis terjual.
"Stok BBM bersubsidi (solar dan premium) habis di hari Sabtu, Pertamax plus hanya mampu bertahan hingga minggu sore. Senin pagi tidak bisa jualan lagi," ujar Jamroji, pengawas SPBU.
Walaupun dipampang pengumuman BBM habis, pengendara kendaraan memilih untuk menunggu di SPBU KDA dan jalan Hang Tuah sejak pukul 06.00 WIB. Ratusan kendaraan roda dua dan roda empat yang mengular hingga 300 meter mengganggu jalur utama ke arah bandara. Sedangkan di SPBU Masyeba, ditutup menggunakan rantai agar tidak terjadi antrean.
"Baru kali ini antreannya sepanjang ini, biasanya hanya sampai bahu jalan saja. Sekarang sampai keluar jalan. Untung solar habis, kalau masih ada bahu jalan SPBU tidak akan bisa menampung," ungkap Jamroji.(ian/hgt/eja/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Batu Cincin Samudera Pasai Diincar Kolektor
Redaktur : Tim Redaksi