Warga Diminta Menjauhi Kawah Timbang

Kamis, 14 Maret 2013 – 08:46 WIB
BANJARNEGARA - Aktivitas Kawah Timbang masih fluktuatif. Kepala Pos Pegamatan Gunung Api Dieng, Tunut Pujiarjo mengatakan pihaknya masih terus memantau dan berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi untuk menentukan status kawah.

"Perubahan status berdasarkan data yang diperoleh di lapangan," ungkapnya. Ia juga mengatakan dalam waktu dekat akan dilakukan penelitian yang komprehensif mengenai kawah Timbang ini.

Tunut menegaskan agar warga tidak melanggar zona bahaya 500 meter dari kawah. "Sempat ada yang menerobos, dan hampir menjadi korban, untungnya masih bisa menyelamatkan diri," katanya.

Menurut Tunut, letusan freatik kawah Timbang disebabkan oleh gempa vulkanik.  "Muncunya gas beracun dipicu gempa," ujarnya. Gempa ini, kata Tunut menyebabkan retaknya lapisan tanah yang mengakibatkan celah. "Gas keluar lewat celah yang ditimbulkan gempa," lanjutnya.

Tunut mengatakan gas yang dikeluarkan kawah ini beracun, namun tidak berbau dan berwarna. "Kalau pagi hari atau sore terlihat putih, sebenarnya bukan itu gasnya. Yang putih itu uap air, tapi munculnya bersamaan dengan gas beracun," imbuhnya.

Ia juga mengatakan pada siang hari, uap air tersebut menguap terkena sinar matahari. "Jadi kalau siang itu tidak terlihat, namun kalau yang mendekat akan mati lemas," katanya.

Sakirin, Warga RT 1/RW 5 Desa Sumberejo Kecamatan Batur mengatakan meskipun menurut Kepala Pos Pegamatan Gunung Api Dieng Tunut Pujiarjo munculnya gas disebabkan gempa, namun ia tidak merasakannya. Ia juga mengatakan lokasi rumahnya yang berdekatan dengan kawah, menyebabkan mau tidak mau mesti siap dengan aktivitas kawah.

Kepala BPBD Banjarnegara Tursiman mengatakan pihaknya telah melakukan persiapan bila sewaktu-waktu terjadi bencana. "Kalau logistik kami sudah siapkan di posko BPBD," jelasnya. Ia juga mengatakan telah mempersiapkan kemungkinan terburuk. "Jalur evakuasi dan relokasi juga sudah disiapkan," pungkasnya. (drn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiga Tim Buru Harimau Sumatera

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler