Warga Dua Kampung Nyaris Bentrok

Kamis, 07 Maret 2013 – 08:48 WIB
RUTENG--Warga kampung Gendang Carep dan Gendang Kumba, Kecamatan  Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, Rabu (6/3) sekira pukul 09,00 Wita nyaris bentrok di lokasi (lingko) Saung Cue atau ujung Timur Bandara Frans Sales Lega, Ruteng. warga Gendang Carep sudah berada di lingko Saung Cue, Labe dengan peralatan perang.

Disaksikan koran ini, kubu gendang (keturunan) Carep berjumlah puluhan orang yang mempersenjatai diri dengan parang, tombak, kayu, perisai dan sebagainya. Kepala dan tangan diikat kain merah. Setelah itu, mereka menancapkan kayu dan kain merah sebagai pertanda lahan tersebut adalah milik mereka. Kubu gendng Carep dipimpinan tua adat Gabriel Bantur dan beberapa lainnya.

Kehadiran warga Carep dikawal ketat aparat Polres Manggarai yang dipimpin Kasubag Humas Ipda Simon Jeo. Hadir juga camat Langke Rembong, Yos Jehalut, Kakan Pol PP Heri Ngabut dan anggotanya. Tiba di lokasi, kubu gendang Carep langsung membersihkan semua tanaman dan pagar yang dibangun kubu gendang Kumba. Kedua kubu nyaris berhadapan namun berkat kesigapan aparat kepolisian dan Pemkab Manggarai sehingga bisa dibendung.

Hanya kubu Carep yang berada di lokasi tanah sengketa. Sedangkan kubu gendang Kumba bersiap di pelataran rumah adat. Aparat kepolisian dan Pemkab Mnaggarai terus melakukan negosiasi secara persuasif agar tidak perlu melakukan tindakan kekerasan. Dalam sekejap tanaman dan pagar rata dengan tanah. Bahkan sebuah rumah sederhana yang dibangun hendak dibakar warga.

warga Carep enggan angkat kaki dari lokasi sengketa. Mereka menginginkan agar secepatnya diselesaikan dengan memanggil pihak gendang Kumba untuk segera duduk menyelesaikan kasus lahan tersebut. Namun, setelah dibujuk dan diberi pengertian, kubu Carep baru pulang dengan menggunakan truk Polres Manggarai.

Tua adat, Gabriel Bantur mengatakan, kehadiran warga gendang Carep di lokasi tersebut sebagai bentuk reaksi atas ulah warga gendang Kumba yang mengklaim lahan (lingko) Saung Cue adalah milik mereka. Bahkan mereka sudah membagi-bagi sehingga ada yang membuat kebun dan menanam pisang dan ubi kayu. Selain itu, ada yang membuat rumah. Padahal, lahan sisa dari lokasi bandara ini adalah milik dan warisan nenek moyang warga gendang Carep.

"Ini tanah kami, kami sudah berikan sebagiannya kepada pemerintah untuk membangun bandara Frans Sales Lega, tetapi orang Kumba dengan seenaknya mengklaim," ujarnya.

Dikatakan juga, pihaknya tidak mempersoalkan lahan yang sudah diberikan ke pemerintah, namun hanya mempersoalkan tanah sisa bandara yang diambil orang Kumba. Bila perlu, kata Gabriel, untuk menyelesaikan persoalan ini pemerintah harus memanggil semua tua adat di Ruteng bahkan pemerintah yang mengetahui status tanah ini. Kasus ini, katanya, sudah lama terjadi. Warga Kumba sudah lama menyerobot, namun pemerintah hanya berjanji untuk menyelesaikan namun tidak jelas hingga sekarang.

Pada kesempatan itu, Gabriel juga meminta jaminan pemerintah untuk menyelesaikannya. "Tidak boleh ada pihak yang menduduki lokasi ini hingga tuntas diselesaikan," katanya.

Kasubag Humas Polres Manggarai, Simon Jeo menjelaskan, pihaknya bersama Pemkab Manggarai segera melakukan rapat koordinasi untuk menyelesaikan kasus ini dengan memanggil kedua belah pihak dan diselesaikan setelah Pilgub NTT 18 Maret mendatang. "Karena masih situasi Pilgub NTT maka saya minta untuk pulang dulu dan diselesikan setelah Pilgub 18 Maret mendatang," katanya.

Camat Langke Rembong, Yos Jehalut menghimbau kedua pihak untuk tetap mengambil langka baik dalam penyelesaikan kasus ini. Pemerintah, katanya, akan melakukan mediasi dengan memanggil kedua pihak. Warga juga diminta untuk jangan main hakim sendiri. "Kita serahkan ke pemerintah untuk menyelesaikan dengan baik sehingga tidak ada pertikaan. Kami akan segera panggil kedua pihak untuk duduk bersama. Kita ambil langka yang mantap untuk mencegah terjadinya pertikaan," katanya. (kr2/ito)

BACA ARTIKEL LAINNYA... UMK Batam Tetap Rp 2.040.000

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler