Warga Emosi! Ibu dan Korban Cabul Bertahun-tahun Itu Diusir dari Kampung

Senin, 03 Oktober 2016 – 18:50 WIB
Bunga, gadis yang tujuh tahun menjadi budak seks ayah kandungnya, saat baru melahirkan di rumahnya, Rabu (28/9). Foto: Fachril/posmetromedan/jpg

jpnn.com - MEDAN - Derita Bunga, 20, korban pencabulan bapaknya selama bertahun-tahun hingga melahirkan dua kali tak berkesudahan. 

Setelah ditinggal kabur Siswo Siswanto, 48, bapak bejatnya itu, Bunga dan ibunya kini diusir warga dari tempat mereka tinggal Medan Labuhan, Sumatera Utara.

BACA JUGA: Polisi Segera Umumkan Status Kasus Videotron Porno

Pengusiran dilakukan Sabtu (1/10), setelah si ibu, Hus, maupun putrinya Bunga, sepakat mencabut laporan ke Polsek Medan Labuhan.

Tanpa dikomandoi, satu per satu warga yang menetap di Jalan Rawe I, Kelurahan Tangkahan, Kecamatan Medan Labuhan, mulai berkumpul membicarakan masalah perzinahan yang telah merusak nama baik kampung mereka. Hujatan dan cercaan terus keluar dari mulut masyarakat.

BACA JUGA: Pengamat Prediksi Hakim Tolak Keterangan Ahli Asing Kubu Jessica

“Sudah jelas-jelas kemarin ditanyai, si anak itu ngaku ayah dari bayi itu bapaknya sendiri. Sekarang sudah lain dan malah mau cabut perkara,” celoteh warga yang mulai ramai berkumpul seperti diberitakan Posmetro Medan (Jawa Pos Group) hari ini.

Warga yang sudah terpancing emosinnya mengancam akan mengusir keluarga Siswo Siswanto. Ternyata, ancaman itu tak hanya jadi pembicaraan, pengusiran itu benar-benar dilakukan warga dengan beramai-ramai mendatangi rumah keluarga Siswo Siswanto.

BACA JUGA: Pak Guru Bejat, Modus Mau Jagain si Anak, Eh Malah Diobok-obok

Baca Juga: Ayah Biadab! Anak Sejak SMP Dijadikan Budak Nafsu hingga Melahirkan

Baca Juga: Korban Cabul Bertahun-tahun: Bapak sedang Menuntut Ilmu Hitam Gendoruwo

Kedatangan warga ke rumah berdinding beton itu, membuat Hus dan Bunga terkejut. Ibu dan anak itu memilih meninggalkan rumah itu dengan bayi yang baru dilahirkan.

Saat warga mengusir Hus dan Bunga, kepling setempat langsung turun untuk menenangkan warganya. “Biar aja mereka pergi, karena mereka telah merusak nama kampung ini,” teriak warga yang coba di tenangkan kepling.

Setelah ibu dan anak itu pergi, hanya ada dua orang laki-laki yang juga anak dari Siswo di rumah itu, mereka tak mengetahui kemana pergi Hus dan Bunga pergi. “Kami tak tahu kemana,” kata seorang pria remaja kepada masyarakat yang bertanya.

Suasana kehebohan pasca pengusiran itu masih menjadi buah bibir di masyarakat. “Sudah tau bapaknya biadab, tetap aja dilindungi, kemarin pas ditanya si anak itu ngaku bapaknya yang gituin, ini sekarang sudah lain, bapak kayak gitu ko dilindungi,” kesal warga.

Kepling setempat, Zainudin mengatakan, dirinya hanya bisa menenangkan warga yang kesal dengan ulah anak itu yang mencoba melindungi bapaknya. Padahal, warga ingin menolong anak itu karena telah digituin bapaknya. “Kalau tidak ada warga, mungkin tidak terbongkar soal kelahiran bayi itu siapa bapaknya,” kata Zainudin.

Dijelaskan Zainudin, warga emosi karena melihat Hus istri dari Siswo memberikan keterangan berbelit dan mencoba mencabut perkara. “Kesal kali warga karena kasus itu belum tuntas juga, ditambah si ibu anak itu mencoba menutupi apa yang terjadi, makanya warga marah dan mengusir,” ungkap Zainudin.(ril/rbb/ray/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kasus Mutilasi Anak, Aiptu Deni Sempat Cerita Istrinya Mengancam


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler