jpnn.com, HONG KONG - Hong Kong lebih tenang. Massa masih turun ke jalan, tapi dalam jumlah yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan Rabu (12/6). Kemarin, Kamis (13/6) mereka berkumpul di sejumlah titik. Di antaranya, di depan konsulat AS di Hong Kong dan rumah dinas Chief Executive Hong Kong Carrie Lam.
Namun, Hongkongers (sebutan penduduk Hong Kong) bakal terus turun ke jalan hingga tuntutan mereka dipenuhi. Yakni, dicabutnya RUU ekstradisi.
BACA JUGA: Hujan Batu
"Kami akan berjuang hingga akhir dengan warga Hong Kong," ujar Jimmy Sham dari Civil Human Rights Front. Lembaga tersebut sudah mengajukan izin untuk menggelar aksi masif pada Minggu (16/6). Jimmy meyakini bahwa aksi akhir pekan nanti lebih besar.
BACA JUGA: Warga Hong Kong Tak Percaya Lagi Pemimpin Pro- Tiongkok
BACA JUGA: Demonstrasi Lumpuhkan Hong Kong
Jubir Kementerian Luar Negeri Tiongkok Geng Shuang menegaskan, pihaknya mendukung usaha pemerintah Hong Kong untuk menertibkan massa sesuai hukum yang berlaku. Beijing menilai demo besar-besaran Rabu lalu itu bukanlah aksi damai. "Itu adalah kerusuhan yang diorganisasi kelompok tertentu," tuturnya, sebagaimana dikutip AFP.
Pendapat berbeda dilontarkan sejumlah lembaga HAM dan pengamat politik. Mereka menilai tindakan polisi berlebihan. Petugas bahkan menyerang jurnalis. Misalnya, Chan dari All About Macau. Dia mengaku dipukuli saat mewawancarai demonstran. Ketika dirawat tenaga medis, Chan masih diserang dengan semprotan merica.
BACA JUGA: Demo Hamil
"Saya memakai lencana pers dan membawa kamera," ucapnya, sebagaimana dikutip dari Macau Daily Times. (sha/c18/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Demo Hong Kong
Redaktur & Reporter : Adil