Warga Indonesia Harus Paham Sejarah, Jangan Islam Fobia

Selasa, 19 Desember 2017 – 22:23 WIB
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW). Foto: dok. humas MPR

jpnn.com, JAMBI - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid membuka Sosialisasi Empat Pilar di gedung Bappeda, Provinsi Jambi, pada Selasa (19/12).

Dalam acara yang dihadiri Wakil Gubernur Jambi, Fachrori Umar, anggota MPR RI, Sidi Hermanto Tanjung dan Ketua Forum Peduli Remaja Jambi ini, Hidayat mengatakan, sosialisasi empat pilar pada 19 Desember kali ini bertepatan dengan Hari Bela Negara.

BACA JUGA: Ketua MPR Siap Jadi Marketing Produk Lokal

"Sosialisasi Empat Pilar kali ini mengingatkan bahwa Indonesia itu dibela oleh berbagai atau banyak pihak, termasuk oleh tokoh partai pada waktu itu yakni, Partai Masyumi. Tokoh Syafruddin Prawiranegara yang mendirikan pemerintah darurat di Sumatera Barat karena ada kekosongan kekuasaan, agar Indonesia tidak dijajah lagi oleh Belanda," kata Hidayat.

Momentum ini, menurut Hidayat, sangat bagus bagi warga negara Indonesia untuk semakin paham sejarah Indonesia.

BACA JUGA: Dukung Moeffreni Moe’min Jadi Pahlawan Nasional

Termasuk semakin mampu membela Indonesia di tengah persoalan kondisi fobia Indonesia bahkan Islam fobia.

"Indonesia ada karena tokoh-tokoh Islam dan tokoh kebangsaan," katanya.

BACA JUGA: Zulkifli Hasan: Negara Wajib Melindungi Anak

Hidayat menjelaskan, sosialisasi empat pilar ini untuk menyegarkan kembali ingatan pada sejarah Indonesia.

"Kita harus berada dalam jalan moderat, tidak berada pada Islam phobia dan Indonesia phobia," jelasnya.

Menurutnya, Indonesia adalah warisan para ulama yang hebat. "Kita harus mengenali Indonesia, karena tak kenal maka tak sayang.

Dia mengatakan, bela negara dihadirkan karena gabungan semua unsur seperti, umat Islam dan tokoh kebangsaan dalam menghadapi tantangan ke depan yakni, separatisme, radikalisme, komunisme, atheisme dan liberalisme.

"Ini sebuah momentum memahami yang baik dan benar tentang Indonesia melalui Sosialisasi Empat Pilar dalam menghadapi separatisme, radikalisme, komunisme, atheisme dan liberalisme," katanya.

Di sisi lain, implementasi Sosialisasi Empat Pilar dalam kehidupan mahasiswa, jangan dibayangkan sebagai suatu yang rumit.

"Bila sudah mengamalkan maka kita sudah melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.Ini realita sehari-hari, bukan menara gading yang sulit dijangkau."

Sementara itu anggota MPR Sidi Hermanto Tanjung berpendapat, kita harus menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia dan umat Islam memiliki kontribusi menjaga NKRI.

"Kita harus menguatkan rasa nasionalisme dan menjaga Indonesia," katanya. (adv/jpnn)

Jalan Moderat Sebaiknya Dipilih, Bukan Islam atau Indonesia Phobia

jpnn.com, JAMBI - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid membuka Sosialisasi Empat Pilar di gedung Bappeda, Provinsi Jambi, pada Selasa (19/12).

Dalam acara yang dihadiri Wakil Gubernur Jambi, Fachrori Umar, anggota MPR RI, Sidi Hermanto Tanjung dan Ketua Forum Peduli Remaja Jambi ini, Hidayat mengatakan, sosialisasi empat pilar pada 19 Desember kali ini bertepatan dengan Hari Bela Negara.

"Sosialisasi Empat Pilar kali ini mengingatkan bahwa Indonesia itu dibela oleh berbagai atau banyak pihak, termasuk oleh tokoh partai pada waktu itu yakni, Partai Masyumi. Tokoh Syafruddin Prawiranegara yang mendirikan pemerintah darurat di Sumatera Barat karena ada kekosongan kekuasaan, agar Indonesia tidak dijajah lagi oleh Belanda," kata Hidayat.

Momentum ini, menurut Hidayat, sangat bagus bagi warga negara Indonesia untuk semakin paham sejarah Indonesia.

Termasuk semakin mampu membela Indonesia di tengah persoalan kondisi phobia Indonesia bahkan Islam phobia.

"Indonesia ada karena tokoh-tokoh Islam dan tokoh kebangsaan," katanya.

Hidayat menjelaskan, sosialisasi empat pilar ini untuk menyegarkan kembali ingatan pada sejarah Indonesia.

"Kita harus berada dalam jalan moderat, tidak berada pada Islam phobia dan Indonesia phobia," jelasnya.

Menurutnya, Indonesia adalah warisan para ulama yang hebat. "Kita harus mengenali Indonesia, karena tak kenal maka tak sayang.

Dia mengatakan, bela negara dihadirkan karena gabungan semua unsur seperti, umat Islam dan tokoh kebangsaan dalam menghadapi tantangan ke depan yakni, separatisme, radikalisme, komunisme, atheisme dan liberalisme.

"Ini sebuah momentum memahami yang baik dan benar tentang Indonesia melalui Sosialisasi Empat Pilar dalam menghadapi separatisme, radikalisme, komunisme, atheisme dan liberalisme," katanya.

Di sisi lain, implementasi Sosialisasi Empat Pilar dalam kehidupan mahasiswa, jangan dibayangkan sebagai suatu yang rumit.

"Bila sudah mengamalkan maka kita sudah melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.Ini realita sehari-hari, bukan menara gading yang sulit dijangkau."

Sementara itu anggota MPR Sidi Hermanto Tanjung berpendapat, kita harus menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia dan umat Islam memiliki kontribusi menjaga NKRI.

"Kita harus menguatkan rasa nasionalisme dan menjaga Indonesia," katanya. (adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mahyudin Memotivasi Putra Kaltim Bersaing di Pentas Nasional


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
MPR  

Terpopuler