Warga Jakarta Jadi Penyebab Penurunan Permukaan Tanah di Pantura

Jumat, 10 Januari 2025 – 08:30 WIB
Pengelolaan tanah dan ruang (Ilustrasi). Foto Ricardo/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko Infra) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan pentingnya penanganan penurunan muka tanah (land subsidence) di kawasan Pantai Utara (Pantura) Pulau Jawa.

AHY menjelaskan penurunan muka tanah yang terjadi di kawasan Pantura disebabkan karena pengambilan air tanah secara berlebihan oleh penduduk, terutama di Jakarta, yang mencapai jutaan jiwa.

BACA JUGA: Permukaan Tanah Jakarta Terus Turun, Pakar Minta Masyarakat Gunakan Air Perpipaan

"Kami mencoba untuk mengurangi dampak 'land subsidence' akibat disedotnya air dalam tanah secara berlebihan oleh jutaan penduduk Jakarta," kata AHY dikutip Jumat (10/1).

AHY menuturkan, untuk mengatasi masalah ini adalah mengurangi dampak dari penggunaan air tanah secara berlebihan dengan menyediakan pasokan air bersih dari berbagai sumber, seperti Jatiluhur dan Karian.

BACA JUGA: Jasa Raharja Menjamin Seluruh Korban Kecelakaan Bus dan Truk di Jalur Pantura Wilayah Pati

Selain itu, pemerintah juga tengah berupaya untuk melakukan normalisasi terhadap 13 sungai yang ada di Jakarta guna mencegah dampak lebih lanjut akibat penurunan muka tanah dan banjir rob di kawasan tersebut.

“Pemerintah berkomitmen untuk memperbaiki sistem saluran air dan sistem drainase limbah (sewerage) yang ada di Jakarta, agar tidak terjadi permasalahan baru di masa depan,” ujar AHY.

AHY menambahkan, bahwa jika semua langkah mitigasi ini berhasil, pembangunan tanggul raksasa di kawasan pantai akan lebih efektif dan tidak menambah masalah baru bagi masyarakat.

Dengan langkah-langkah tersebut, pemerintah berharap dapat mencegah kerusakan lebih lanjut dan mengurangi dampak penurunan muka tanah serta banjir rob yang merugikan banyak pihak, khususnya di Pantura.

"Jadi semuanya diperbaiki, 'sewerage' sistemnya juga diperbaiki sehingga pada saatnya ketika memang benar-benar sudah harus dibangun tanggul raksasa, ini juga sudah dibereskan masalah-masalah lainnya, sehingga tidak menimbulkan masalah baru," kata AHY.

AHY tak merinci berapa laju penurunan permukaan tanah di Pantura Jawa saat ini. Sementara data yang menyebutkan, laju penurunan muka tanah di wilayah Pantura Jawa bervariasi antara satu hingga 20 sentimeter (cm) per tahun, tergantung pada lokasi spesifik, misalnya di Semarang, terjadi penurunan berkisar antara 12 cm per tahun, dengan rata-rata 5,6 cm per tahun.

Kemudian, di Pantura Jawa Tengah, terjadi penurunan antara 3-6 cm per tahun, dengan beberapa area mencapai satu cm per bulan. Bahkan, wilayah lain di Pantura bisa antara lima hingga 20 cm per tahun.(antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler