jpnn.com, SEMARANG - Warga Jawa Tengah menyambut baik rencana Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang berencana membuat kelas jarak jauh.
Ganjar merencanakan itu setelah melihat banyak warga yang terkendala PPDB sistem zonasi sehingga tidak bisa masuk ke sekolah negeri.
BACA JUGA: Minta Bupati dan Wali Kota Berhati-Hati, Ganjar: Jangan Sembrono
Salah satu yang bersyukur dengan rencana itu adalah Sri Rejeki (35) warga Tawangmangu.
Dia tak henti-hentinya mengucap syukur mendengar kabar bahwa Pemprov Jateng akan membuat kelas jarak jauh di Tawangmangu.
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Reshuffle Kabinet, PNS dan PPPK Bersiaplah, Bu Risma Menangis Bersujud
Bagaimana tidak, kebingungannya untuk mendaftarkan anaknya untuk sekolah di SMA Negeri hilang sudah dengan kabar ini.
Sri Rejeki mengatakan tidak ada satupun sekolah SMA atau SMK Negeri di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar sehingga, dengan sistem zonasi, ratusan anak-anak Tawangmangu termasuk anaknya, Dimas Adi Setyawan yang tidak bisa masuk sekolah negeri.
BACA JUGA: Bendera PDIP Dibakar, Ganjar Pranowo: Maaf ya, Kami bukan PKI!
"Alhamdulillah, saya jadi tenang. Kemarin bingung mau nyari sekolah dimana. Anak saya sempat daftar di SMAN Karangpandan, tapi tidak masuk zonasi. Mencoba peruntungan di SMKN 2 juga tidak bisa, sampai sekarang masih bingung," kata Sri.
Menurut Sri, banyak anak-anak lulusan SMP di Tawangmangu. Namun tahun ini, tidak ada yang bisa masuk ke SMA/SMK Negeri.
"Lega sekali ada kabar mau dibuatkan kelas jarak jauh di sini, jadi tidak bingung lagi. Ke depan harapan saya tetap dibangunkan sekolah negeri di sini, biar kami tidak kebingungan," ucapnya.
Hal senada disampaikan Dimas Adi Setyawan (15). Dia menerangkan, lulusan angkatannya di SMPN 1 Tawangmangu tahun ini ada 200 lebih siswa.
Semuanya bernasib sama, kesulitan melanjutkan sekolah ke SMA/SMK negeri.
"Sulit sekali, soalnya tidak ada sekolah. Senang kalau mau dibuatkan kelas jarak jauh, tapi harapannya tetap dibangunkan sekolah negeri di sini," ucap Dimas.
Tiga Kecamatan Dibangun Kelas Jarak Jauh
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng, Jumeri menerangkan, dari kajian mendalam, pihaknya akan membuat kelas jarak jauh di tiga kecamatan.
Yakni, Tawangmangu Kabupaten Karanganyar, Gebok Kabupaten Kudus dan Pagentan di Banjarnegara.
"Pemilihan tiga kecamatan itu dikarenakan hasil kajian mendalam. Sebab, di tiga kecamatan itu sama sekali tidak ada sekolah SMA/SMK nya, baik negeri maupun swasta. Kalau di kecamatan lain yang memang tidak ada sekolah negerinya, di sana sudah ada sekolah swasta," kata Jumeri.
Untuk Kecamatan Tawangmangu dan Gebog, Jumeri menerangkan akan dibuat kelas jarak jauh SMA.
Sementara di Kecamatan Pagentan Banjarnegara, kelas jarak jauh yang akan dibuatkan adalah SMK.
"Di Tawangmangu dan Pagentan itu akan ada dua kelas jarak jauh, sementara di Gebok hanya akan ada satu kelas. Setiap kelas, siswanya bisa menampung 36 orang," terangnya.
Selain kajian mendalam, pembuatan sekolah jarak jauh di tiga kecamatan itu merupakan inisiatif dan usulan masyarakat.
Setelah pengajuan masuk dan dilakukan kajian, maka disetujui adanya kelas jarak jauh di tiga kecamatan itu.
"Untuk proses perekrutan siswa direncanakan pada awal Juli nanti. Prosesnya nanti offline, tidak online seperti PPDB yang sudah dilakukan saat ini," ucapnya.
Untuk 14 kecamatan sisanya, Jumeri mengatakan akan melakukan kajian bertahap. Karena di lokasi-lokasi itu, sudah berdiri sekolah-sekolah swasta.
"Jadi itu menjadi pertimbangan kami, nanti kami lakukan kajian bertahap dan akan kami sisir terlebih dahulu problem di lapangan seperti apa," tegasnya.
Disinggung terkait pembangunan sekolah fisik di daerah-daerah itu, Jumeri mengatakan ada kemungkinan. Namun tentunya, proses itu tidak bisa dilakukan dalam waktu dekat.
"Kalau yang sudah masuk program kan pembangunan 15 SMK Negeri Jateng boarding school di 15 kabupaten/kota yang masuk zona merah kemiskinan. Tahun ini rencananya, 15 SMK Negeri Jateng boarding school itu akan kami bangun, dan tahun depan sudah bisa menerima siswa baru," pungkasnya. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia