Tampak ratusan perahu yang dipadati warga berjejer di bawah jembatan terpanjang di Kalimantan itu, Sabtu (26/5). Berbagai spanduk berisi tuntutan dan kecaman kepada pemerintah pusat terbentang di badan perahu atau bagian bawah jembatan.
Deklarator Forum Peduli Banua (FPB) Kalsel, Berry Nahdian Furqon menyabutkan bahwa aksi blokade ini akan berlangsung sehari penuh. Warga sudah menyiapkan berbagai strategi agar tongkang pengangkut batubara tidak bisa keluar Kalimantan Selatan.
"Sungai sudah ditutup oleh warga dari berbagai elemen masyarakat, aktivis LSM, mahasiswa hingga politisi ikut dalam aksi ini. Ini bentuk pembangkangan karena kami menuntut keadilan," kata Berry.
Ratusan aparat juga disiagakan untuk menjaga keamanan agar tetap kondusif. FPB yang menggelar aksi ini sebelumnya memang memberitahukan secara resmi kepada Polda Kalsel tentang rencana mereka.
Sementara itu, Ketua Forum Peduli Banua, Gusti Nurpansyah mengatakan bahwa aksi satu hari ini hanya peringatan bahwa masyarakat Kalsel sangat serius menuntut keadilan.
"Ini aksi serius, warga Kalimantan sudah sangat lelah bersuara menuntut keadilan ekonomi," kata Nurpansyah.
Disebutkan juga, kuota tambahan 5 persen BBM yang disiapkan BPHMigas saat pertemuan dengan DPR lalu hanya akal-akalan pemerintah untuk meredam aksi massa.
"Dengan tambahan 5 persen itu, Kalimantan akan mendapatkan tambahan 30 ribu kiloliter. Dibagi untuk empat provinsi, cukup apa. Jika dibandingkan dengan konsumsi warga Jakarta, itu tak lebih 5 sampai 10 SPBU saja," kata Nurpansyah.
Selain aksi blokade, para aktivis juga membagi-bagikan selebaran kepada warga yang melintasi Jembatan Barito. (fuz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dirjen Otda Dinilai Bohongi Publik
Redaktur : Tim Redaksi