AMBON - Warga yang tinggal di daerah kepuluan Provinsi Maluku mengeluh. Pasalnya, dua kapal perintis, KM Banda Naira dan KM Maloly yang menjadi alat transportasi utama tidak beroperasi.
Menjawab keluhan masyarakat ini, Administrasi Pelabuhan (Adpel) Ambon menyatakan sebetulnya dua kapal itu sudah siap dioperasikan. Hanya saja, lelang rute pelayaran masih diproses.
Namun khusus KM Banda Naira, Administrator Pelabuhan Ambon, Mulyono mengakui bahwa kapal tersebut masih dalam proses docking karena banyak mesinnya yang rusak. Kata dia, kerusakan itu terjadi akibat dari kelalaian operator sebelumnya.
Akibat kerusakan yang terjadi, docking KM Banda Naira di Pelabuhan Bitung, Manado kini mencapai Rp 600-an juta. Menurut dia, Idealnya mencapai Rp 2 miliar kalau mau kapal kembali dalam kondisi paling laik berlayar. Namun terbatasnya anggaran nilai tender doking kapal tersebut hanya Rp 1,54 miliar belum potong pajak dan lainnya.
Mulyono mengatakan, jika operator kapal mampu mengoperasikan kapal sesuai prosedur standar, kapal pasti dikembalikan dalam kondisi baik. Diungkapkan, salah satu kesalahan operator yang pernah terjadi yaitu menggunakan oli bekas untuk kebutuhan mesin KM Banda Naira.
"Sesuai aturan, kapal-kapal ini dikembalikan oleh operator dalam keadaan baik, makanya Pemprov Maluku harus tekan operator. Kesepakatan operasional itu antara operator dengan pemda," tandas Mulyono, Senin (6/2).
Mulyono menyampaikan hal itu terkait, polemik dalam tender lima rute perintis yang sudah dilakukan oleh Adpel. Diakui dalam tender ada komplain perusahaan pelayaran lokal, karena sempat kalah dalam tender rute-rute tertentu.
Tetapi semua proses lelang sudah dilalui, termasuk mekanisme sanggahan. Bahkan operator yang sempat kalah, dapat dimenangkan kembali untuk rute tertentu. Ingin diingatkan pihaknya, kata Mulyono, pengalaman dengan operator yang lalai cukup menjadi pelajaran. Dan menjadi dasar pertimbangan menentukan siapa pemenang tender.(tia)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ada Asing di Pulau Padang
Redaktur : Tim Redaksi