Warga Konsumsi Air Parit

Minggu, 05 Juli 2015 – 04:40 WIB

ACEH UTARA - Hampir seluruh desa di Kecamatan Cot Girek, Aceh Utara,  krisis air bersih. Akibatnya, warga miskin di daerah itu mengkonsumsi air parit dan kolam bekas galian C.  
 
Data diterima Rakyat Aceh (grup JPNN), Sabtu (4/7), Kecamatan Cot Girek memiliki 24 desa, hampir seluruhnya krisis air bersih seperti Desa Berandang Krung, Berandang Asan,  Berandang Dayah, Supeng, Jeulikat, Lueng Baroe, Ceumpeudak, Alue Drien, Seunubok Baroe dan Alue Leuhop.
 
Kepala Dusun Alue Sentosa Potok Tiga, Desa Alue Leuhop, Kecamatan Cot Girek, Subandie menyebutkan, kekeringan ini sudah terjadi sejak Maret 2015.

Untuk bertahan hidup, warga miskin di desa ini mengkonsumsi air keruh dari bekas galian C, karena sumur mereka kekeringan.
 
“Bagi yang banyak uang, tentu tidak mau meminum air seperti ini (keruh), pasti akan membeli air isi ulang. Berbeda dengan masyarakat miskin, mau tidak mau tetap harus mengkonsumsi air bekas galian C itu untuk bertahan hidup. Mulai dari mencuci, memasak, hingga meminumnya,” kata Subandie.
 
Menurut Subandie, hanya kolam bekas galian C di Dusun Sentosa yang masih memiliki sumber air. Itu sebabnya, warga daerah itu berbondong-bondong ke lokasi tersebut, meski airnya tidak ada jaminan apakah sehat atau tidak untuk dikonsumsi.
 
Subandi berharap pemerintah dapat membantu sumur bor ke daerahnya. Karena hanya dengan menggali sumur bor, kebutuhan air bersih untuk masyarakat daerah tersebut dinilai akan teratasi.
 
Sugiem (40) Ibu Rumah Tangga (IRT) yang dijumpai di lokasi Galian C Dusun Sentosa, menyebut, tak sedikit masyarakat daerah itu yang mengkonsumsi air pada bekas galian C. Mulai dari mencuci, memasak hingga meminumnya,” kata Sugiem.
 
Camat Cot Girek, Usman, kepada Rakyat Aceh membenarkan krisis air bersih melanda sejumlah desa di kecamatan yang dipimpinnya. Kasus ini telah disampaikannya pada forum rapat di tingkat kabupaten daerah itu untuk mengatasi krisis air tersebut.
 
Di kawasan tersebut, kata Camat Usman, sudah ada Instalasi Pengolahan Air (IPA) dengan kecepatannya 5 liter per detik dan yang baru-baru ini sudah dibangun di kawasan Desa Cot Girek dengan kecepatan airnya 40 liter per detik. Karena pipa PDAM-nya belum ada, maka belum banyak warga yang memanfaatkan sumber air tersebut.
 
Ditanya berapa luas kebun sawit di kawasan Cot Girek. Camat Usman mengatakan luas kebun sawit di daerah yang dipimpinnya itu sekitar 11.000 hektare.(zub)

BACA JUGA: Harga Cabe Melambung

 

 

BACA JUGA: Jelang Meugang, Harga Sapi Mulai Naik

 

BACA JUGA: Curi Dompet Korban yang Asyik Berdebat soal Tabrakan, Pria Ini Babak Belur Dihajar Warga

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mahasiswa Australia Kunjungi Batam untuk Pelajari Bisnis Seks


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler