Warga Lereng Merapi Dilanda Kekeringan

Jumat, 14 Juni 2019 – 16:51 WIB
Warga Desa Sruni, Kecamatan Musuk, Boyolali, membeli air secara swadaya dari truk tangki milik swasta. Foto: ARIEF BUDIMAN/RADAR SOLO

jpnn.com, BOYOLALI - Sebagian masyarakat di lereng Gunung Merapi sisi timur, khususnya di Kecamatan Musuk, Boyolali, sudah mulai kehabisan stok air bersih. Kawasan ini merupakan langganan kekeringan saat musim kemarau tiba. Karena belum ada bantuan droping air bersih dari pemerintah, warga terpaksa membeli air secara swadaya.

Warga Musuk terpaksa membeli air untuk mengisi bak-bak penampungan di rumah masing-masing.

BACA JUGA: Petani Kecewa Berat, Bakar Tanaman Padi Puluhan Hektar

”Ya buat minum, mandi dan mencuci. Air ini juga untuk ternak sapi saya yang jumlahnya cukup banyak. Karena itu persediaan air di bak cepat habis,” kata Jarma, 40, warga Desa Sruni, Musuk, kepada Jawa Pos Radar Solo.

BACA JUGA: Sudah Musim Hujan, Masih Ada yang Kekeringan

BACA JUGA: Kemarau Panjang, Warga Sydney Dilarang Menyiram Tanaman Siang Hari

Tiap hari rata-rata kebutuhan perhari mencapai 100 liter. Selain mengandalkan pembelian air dari tangki, Jarma dan warga lainnya berharap segera ada bantuan dari pemerintah. ”Sampai hari ini belum ada droping,” imbuhnya.

Aktivitas pembelian air juga dilakukan Ngatimin, 6, warga Desa Sruni lainnya. Dia mengaku sebagian besar wilayah Kecamatan Musuk memang tidak memiliki sumber air baku. Warga hanya mengandalkan pembelian air dari truk tangki untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

BACA JUGA: Korut Dilanda Kekeringan Ekstrem, 10 Juta Orang Terancam Kelaparan

”Dulu pernah mencoba membuat sumur bor. Tapi setelah di bor puluhan meter, tak ada air yang keluar. Terpaksa harus membeli untuk kebutuhan sehari-hari. Apalagi sekarang sudah musim kemarau, kebutuhan semakin banyak,” ucapnya.

BACA JUGA: Sumur Kering, Warga Cari Air Bersih Hingga 20 Kilometer

Sementara itu, Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali Bambang Sinung Harjo mengaku telah melakukan persiapan penanganan bencana kekeringan. Pemetaan daerah rawan kekeringan sudah dilakukan. Begitu juga droping air bersih kepada warga, bakal segera dilakukan.

Sedikitnya ada sekitar 400 tangki air yang telah disiapkan untuk didistribusikan kepada warga. Jumlah tersebut masih bisa bertambah sesuai dengan kondisi di lapangan. ”Droping air akan dilakukan setelah terbit keputusan darurat kekeringan,” lanjut Sinung.

Berdasarkan rapat koordinasi tingkat Provinsi Jawa Tengah, lanjut Sinung, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan, saat ini wilayah Jateng relatif aman. Kekeringan diperkirakan baru terjadi pada periode Juli hingga Oktober mendatang. (rs/wid/per/JPR)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Polisi Sebut Sopir Pengangkut C1 di Menteng Tak Tahu Tujuan


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler