jpnn.com, JAKARTA - Perwakilan kepala desa di Loeha Raya sepakat untuk menghentikan polemik di wilayahnya dengan menghadirkan solusi yang dapat menguntungkan perusahaan dan masyarakat.
Kepala Desa Loeha Hamka Tandioga mengatakan posisi kepala desa netral yang senantiasa ingin mencari solusi terbaik, sehingga polemik di Tanamalia dapat selesai dengan tidak ada yang dirugikan.
BACA JUGA: Transisi Energi Terbarukan Bikin PT Vale Indonesia Disorot Media Asing
Menurut para kepala desa, sebenarnya PT Vale Indonesia dapat hidup berdampingan dengan petani atau masyarakat.
Keinginan besar masyarakat lima desa di Loeha Raya agar PT Vale bisa hadir beraktivitas terungkap dalam FGD, Senin (16/10).
BACA JUGA: PT Vale Indonesia Ingin Peran Perempuan Lebih Besar Lagi di Sektor Ekstraktif
“Kami ingin semua pihak merasakan dampak positifnya, masyarakat untung dan perusahaan juga melanjutkan operasinya," katanya.
Hamka Tandioga mengaku optimistis hadirnya PT Vale dapat menjadikan Tanamalia seperti Sorowako yang yang telah sejahtera.
"Kami tidak bisa pungkiri bahwa keberadaan PT Vale di Tanamalia belum terlalu maksimal memberikan dampak peningkatan ekonomi, sebab PT Vale baru melakukan eksplorasi, belum beroperasi secara penuh. Untuk itu, kita perlu mendukung PT Vale agar cepat menyelesaikan eksplorasi," paparnya.
Perwakilan masyarakat lainnya dari unsur pemuda, Forum Masyarakat Petani Lada Loeha Raya (FORMULA), melaluI Sekretaris FORMULA Rustam mengungkapkan, kegiatan seperti ini sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan konflik, antara PT Vale dengan masyarakat.
"Karena sebenarnya hal seperti ini yang kita harapkan, bagaimana kita bisa berdiskusi dengan pihak terkait, baik dari PT Vale maupun dari pemerintah, sehingga kita bisa mendapatkan solusi terbaik, dan opini yang beredar di luar bisa dibantah setelah kita mendapatkan penjelasan dari semua pihak terkait," katanya.
Melalui forum ini, Rustam menyimpulkan bahwa PT Vale dan pemerintah siap menjadi fasilitator dalam menyelesaikan konflik di Tanamalia.
"Saya juga mendorong agar dilakukan percepatan penyelesaian konflik, agar ke depannya tidak terjadi kerugian besar kepada masyarakat," jelasnya.
Ke depannya, setelah konflik selesai, dan kemudian PT Vale beroperasi di Tanamalia, Rustam berharap PT Vale tetap konsisten dalam menerapkan praktik pertambangan berkelanjutan yang memperhatikan sosial dan lingkungan.
"Saya juga berharap kehadiran PT Vale di Tanamalia nantinya dapat memprioritaskan meningkatkan pendidikan dan kesehatan masyarakat, serta membantu meningkatkan keterampilan masyarakat," pungkasnya.
Perwakilan Perempuan Loeha Mirnawati menuturkan keinginan besar perempuan di Loeha ingin diberdayakan, diberikan pelatihan agar bisa meningkatkan keterampilan dan bisa berpenghasilan. Termasuk dengan membantu para perempuan dalam UMKM.
“Kami berharap PT Vale bisa memberikan pelatihan, seperti pelatihan menjahit dan memberikan kesempatan mengembangkan UMKM di Tanamalia,” tuturnya.
Tokoh Masyarakat Loeha, Muhammad Arfah Mustafa menjelaskan kehadiran PT Vale sudah memberikan kontribusi positif bagi masyarakat, salah satunya dibukanya akses jalan di daerah tersebut.
Dia menuturkan, masuknya investasi diharapkan dapat memberikan kontribusi positif, maka dari itu sangat diharapkan pelibatan masyarakat dalam prosesnya, seperti masyarakat diberikan ganti untung terhadap merica.
“Posisi masyarakat yang mengelola tidak melakukan pembayaran seperti membayar PBB. Untuk itu, ketika PT Vale ingin menggunakan lahannya, ada baiknya masyarakat harus memahami itu. Namun, perlu diperhatikan ada biaya kompensasi terhadap pemilik lahan, termasuk memikirkan lahan pengganti karena peluangnya ada,” jelas Arfah.(mcr10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul