Warga Mayang Mangurai Mengeluh Krisis Air

Senin, 09 Juni 2014 – 09:12 WIB

jpnn.com - KOTABARU - Sudah seminggu ini, warga di Kelurahan Mayang Mangurai mengalami krisis air. Hal ini disebabkan oleh pecahnya pipa distribusi dari Pipa Induk Broni menuju boster M. Kukuh.

Warga Mayang Mangurai, Hambali mengatakan kondisi ini sangat menyulitkannya. Semua bak yang ada di rumahnya kering tak berair. Untuk kebutuhan sehari-hari, dirinya terpaksa membeli air isi ulang.

BACA JUGA: Harga Daging Tembus Rp100 Ribu Per Kilogram

"Ya mau gimana lagi, sumur ada, tapi gak ada air juga," ujarnya, kemarin (8/6).

Dalam sehari, dengan penggunaan air sangat hemat, rumahnya membutuhkan enam galon air. Satu galon dibelinya dengan harga Rp 4 ribu. Untuk enam galon air tersebut, dirinya harus mengeluarkan Rp 24 ribu. Air galon itu hanya untuk mandi saja, sementara mencuci baju harus ke laundry.  

BACA JUGA: Satu Setel Jas Anggota Dewan Rp6,5 Juta

"Sekarang sudah delapan hari. Jadi delapan dikali dua puluh empat ribu. Itulah uang yang kami keluarkan selama air tidak ngalir ini," ungkapnya.

Kondisi ini juga terjadi di Sungai Sawang. Elnita, salah satu warga mengatakan  untuk kebutuhan sehari-hari, dirinya harus meminta ke rumah tetangga yang mempunyai sumur bor. Dirinya mengaku sudah pernah mengajukan membali air ke PDAM, namun hingga sekarang belum juga diantar.

BACA JUGA: Alat Perekam e-KTP Banyak Rusak

"Sudah empat hari mesan tapi belum datang juga. Katanya antrean panjang," sebut Elnita.

Wali Kota Jambi Sy Fasha mengatakan memang sering terjadi pipa pecah. Hal ini lantaran pipa distribusi yang dipergunakan oleh PDAM saat ini sudah berumur sangat tua. Hampir 60 persen pipa distribusi PDAM sudah berusia di atas 50 tahun.

Dia mengatakan, pipa dengan bahan asbes memang sangat rentan pecah, apalagi sudah berusia diatas 15 tahun. Pemkot berupaya mengganti pipa-pipa asbes tersebut. Akibatnya, setiap hari pasti ada saja pipa yang pecah.

Pecahnya pipa, lanjut Fasha juga tak dapat terdeteksi langsung. Setelah masyarakat melapor bahwa di tempat mereka mati air, barulah petugas bisa mengecek. Bagi masyarakat yang saat ini sedang krisis air, bisa saja menghubungi PDAM TM untuk membeli air tanki.

Namun, ketika disebutkan setelah empat hari air tanki dipesan namun belum datang juga, Fasha terdiam. "Nanti saya akan datang ke PDAM," tandasnya.(enn/nas)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PU Kebut Jalur Pantura


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler