Lebih dari 1.000 orang menghadiri acara doa bersama di Federation Square, Melbourne, untuk mengenang korban penembakan maut di kantor ‘Charlie Hebdo’, Paris.

Doa bersama ini diselenggarakan oleh Maeva Siena, anggota komunitas Perancis di Melbourne yang mengenal salah seorang korban selamat dari serangan yang menewaskan 12 orang tersebut.

BACA JUGA: Inilah Korban Penembakan di Kantor ‘Charlie Hebdo’

Maeva, yang sudah berada di Australia selama empat bulan dengan visa liburan-kerja, mengatakan, temannya bekerja di Charlie Hebdo dan sedang berada di kantor Paris itu ketika orang-orang bersenjata menyerang.

"Ia tak tewas ... itulah informasi terbaik yang kami miliki. Ia terluka dan dirawat di rumah sakit untuk saat ini," jelasnya.

BACA JUGA: Penembakan di Kantor ‘Charlie Hebdo’ Dinilai Nodai Kebebasan Berekspresi

Maeva mengutarakan, kondisi ini sulit, terpisah dari teman-teman dan keluarganya di saat ia melihat berita penyerangan itu pada Rabu (7/1) malam.

BACA JUGA: Hiu di Pantai New South Wales Ini Makan Bangkai Paus

"Sangat sulit berada di kejauhan seperti ini, tapi saya tahu ia tak sendiri dan semua keluarga saya ada di Perancis, jadi saya hanya berpikir tentang mereka," ungkapnya.

Ia menyambung, "Bahkan jika kita berada jauh dari negara kita, kita harus menunjukkan kepada mereka bahwa kita bersa,a mereka, dan kita semua prihatin dengan apa yang terjadi di Perancis."

Orang-orang yang melakukan penembakan tidak boleh dikaitkan dengan kelompok masyarakat manapun, kata Maeva.

"Orang-orang ini gila, mereka tidak mewakili satu komunitas atau satu agama-pun, kita tak perlu takut akan mereka, atau akan satu agama," ajaknya.

Maeva mengatakan, ia berharap acara ini menjadi representasi persatuan, dukungan, cinta dan pembelaan terhadap kebebasan berbicara.

"Semua orang bersimpati. Saya tidak tahu siapa mereka, atau apa yang mereka yakini, kita hanya perlu bergerak bersama," katanya.

"Tidak peduli apa yang kita pikirkan tentang agama atau politik, kita harus bersama-sama," tambahnya.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ilmuwan Australia, Kanada dan AS Riset Pemodelan Iklim di Laut Tasman

Berita Terkait