jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah bakal menutup Stasiun Karet dan menggambungkan dengan Stasiun BNI City. Rencana penutupan ini pun menjadi polemik di kalangan masyarakat.
Setidaknya sejumlah warga yang pengguna rel listrik (KRL) Commuter Line melakukan penolakan. Misalnya saja Eka (26) yang setiap harinya menggunakan Stasiun Karet untuk memulai aktivitasnya.
BACA JUGA: Anak Angker Wajib Tahu, Ada Kabar Terbaru di Stasiun Karet
“Iya, saya sempat dengar desas-desus soal penutupan. Kalau benar terjadi, saya akan kesulitan. Walaupun ke Sudirman atau BNI City tidak terlalu jauh, tetap saja stasiun ini vital,” ujar Eka, Sabtu (4/1).
Menurut Eka, fungsi stasiun tidak semata-mata soal jarak, tetapi ada peran penting lainnya yang mungkin terabaikan jika penutupan dilakukan tanpa kajian mendalam.
BACA JUGA: Ini Penyebab Stasiun Karet Akan Ditutup Pemerintah
“Saya berharap penutupan ini ditinjau ulang. Harus dihitung lebih banyak, manfaat atau kerugiannya,” tambahnya.
Senada dengan Eka, Salma (54), juga menyatakan penolakan lantaran merupakan pengguna setia stasiun yang jadi pusat (hub) kawasan Karet, Bendungan Hilir, Pejompongan dan kawasan sekitar Tanah Abang.
“Dari rumah saya ke sini tidak terlalu jauh. Kalau pakai angkot juga sangat terjangkau. Kalau ditutup, saya pasti kesulitan,” kata Salma.
Salma juga menyoroti dampak rencana penutupan terhadap anak sekolah, turis hingga para pekerja yang rutin menggunakan stasiun tersebut.
“Stasiun ini mungkin angkanya tidak besar, tapi bagi kami yang bergantung, keputusannya sangat berat,” tegasnya.
Tidak hanya kepada pengguna kereta, rencana ini juga berdampak pada para pedagang kecil yang mencari nafkah di sekitar stasiun.
Area yang biasanya ditempati sejumlah pedagang di area pintu masuk stasiun pun tampak lengang. Sementara itu, aktivitas ojek pangkalan di sekitar stasiun pun tampak lebih sepi.
Rencana penutupan Stasiun Karet disampaikan Menteri BUMN Erick Thohir sebagai upaya untuk mengoptimalkan kinerja kereta bandara.
Adapun menurut VP Corporate Secretary KAI Commuter Joni Martinus, penutupan Stasiun Karet dilandasi oleh pertimbangan keselamatan penumpang dan kerentanan akses menuju Stasiun Karet yang memicu kemacetan.
Ia menjelaskan rangkaian KRL yang sebanyak 12 gerbong akan menutup batas perlintasan. Di sisi lain, kapasitas ruang tunggu Stasiun Karet yang hanya 150 orang tidak mencukupi pengguna yang bisa mencapai sekitar hampir 2.000 orang sehingga berisiko terhadap keselamatan pengguna.
Dalam upaya mengurangi waktu tempuh perjalanan kereta, saat ini KAI Commuter bersama PT KAI (Persero) tengah melakukan pembahasan dan koordinasi bersama DJKA Kemehub, untuk mengintegrasikan operasional Stasiun Karet dengan Stasiun BNI City.(antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul